Gempa M 5,8 Guncang Keerom Papua, Tak Berpotensi Tsunami 

Rabu, 29 Mei 2024 02:13 WITA

Card image

Foto: Peta Satelit Gempa BMKG Jayapura.

Males Baca?

JAYAPURA - Gempa tektonik berkekuatan Magnitudo (M) 5,8 mengguncang Kabupaten Keerom Provinsi Papua selepas subuh. Senin (13/11/2023).

Data BMKG Wilayah V Jayapura, Gempa terjadi pada pukul 05.38.16 WIT, pada lokasi 3.64 LS dan 149.38 BT atau pada 53 Km Barat Daya Kabupaten Keerom dengan kedalaman 24 Km. Update gempa tercatat 5.8 Magnitudo.

Gempa ini juga dirasakan oleh warga kota Jayapura dan sekitarnya.

Pihak BMKG menyebut Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami.

Melalui rilis resmi Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, menyebutkan jenis gempa tersebut adalah dangkal.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya deformasi batuan di zona Mamberamo Thrust & Fold Belt (MTFB). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik," jelasnya.

Sementara untuk dampak, pihaknya menyebutkan jika dibeberapa wilayah sekitar, gempa dirasakan nyata didalam rumah dan sebagian akan melihat benda yang digantung bergoyang.

"Gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Keerom dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu) dan daerah Jayapura dengan skala intensitas II MMI (Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang). Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensin Tsunami," ucapnya.

"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,"jelasnya.

Pihaknya juga meminta masyarakat memantau informasi update kegempaan melalui laman resmi BMKG di media-media sosial.

Reporter: Edy


Komentar

Berita Lainnya