Koster Bicara soal Bandara Bali Utara, Begini Katanya

Rabu, 29 Mei 2024 10:17 WITA

Card image

Gubernur Bali periode 2018-2024, Wayan Koster. (Foto: Ady)

Males Baca?

DENPASAR – Gubernur Bali periode 2018-2024, Wayan Koster, menyarankan agar Bali fokus membangun akses atau infrastruktur penghubung yang memadai sebelum memulai pembangunan Bandara Bali Utara. 

"Sebelum kita bicara bandara, lebih dulu harus bicara akses infrastrukturnya. Penghubung antara kabupaten dan kota yang ada di Bali ke lokasi bandara di Buleleng," ujar Wayan Koster kepada wartawan saat berada di STIMI Primakara pada Selasa (28/5/2024).

Menurut Koster, infrastruktur penghubung ke Bandara Bali Utara bisa berupa jalan tol atau alternatif lain seperti kereta api. Namun, hal ini memerlukan studi terlebih dahulu agar tidak mengikis lahan produktif milik masyarakat. Selain itu, pembangunan infrastruktur juga memerlukan pembebasan lahan yang membutuhkan waktu paling cepat dua tahun.

"Dalam 5-6 tahun ke depan, kita harus menyiapkan satu pilihan, kemudian melakukan studinya, dan memutuskan apakah menggunakan tol atau kereta api. Baru setelah itu kita bisa bicara pembangunan bandara, supaya bandara tersebut dibangun dan berfungsi secara optimal," jelas tokoh asal Desa Sembiran, Tejakula, Kabupaten Buleleng ini.

Koster juga membandingkan kondisi beberapa bandara yang telah dibangun tetapi tidak beroperasi secara optimal. Salah satu contohnya adalah Bandara Kertajati di Jawa Barat, yang selesai dibangun pada tahun 2018 tetapi baru mulai beroperasi secara terbatas akhir 2023, dengan hanya tiga maskapai yang menggunakannya.

Menurut Koster, jika Bandara Bali Utara dibangun, harus dipastikan bahwa bandara tersebut akan memperkuat perekonomian Bali. Selain mendorong pertumbuhan ekonomi bagi pelaku usaha dan warga di Bali, pembangunan bandara tidak boleh menggusur warga lokal.

"Keberadaan bandara harus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat tanpa menggusur warga lokal. Dan juga, jika bandara dibangun, pastikan bahwa budayanya diproteksi agar tidak rusak seperti di Hawaii. Jika itu semua bisa dilakukan, maka tidak ada masalah," tegas Wayan Koster.

Wayan Koster menekankan bahwa studi menyeluruh dan persiapan matang sangat penting sebelum memulai proyek besar seperti pembangunan Bandara Bali Utara. Dengan pendekatan yang tepat, diharapkan proyek ini tidak hanya meningkatkan konektivitas tetapi juga mendukung kesejahteraan dan kelestarian budaya lokal.

Editor: Ady


Komentar

Berita Lainnya