Pasar Bulu senilai Rp 6,7 Milyar Masih Sepi Pembeli

Minggu, 26 Mei 2024 22:06 WITA

Card image

Males Baca?

MCW News, Semarang | Pembangunan Pasar Bulu Kota Semarang pada Tahun 2012 lalu telah menguras uang rakyat sekitar Rp 67,8 miliar, pada awalnya diharapkan mampu mendongkrak peningkatan pasar tradisional, namun kenyataannya justru kini pasar tersebut kondisinya cukup memprihatinkan, sepi dari pembeli. Menurut Kepala Dinas Pasar Kota Semarang, Fajar mengatakan, "Memang Pasar Bulu sepi, tapi sejak pukul 00 Wib hingga pukul 10.00 Wib cukup ramai, karena yang dijual para pedagang dipasar berupa kebutuhan pokok, dan untuk meramaikan pasar telah dilakukan terobosan dengan menyewakan bagian halaman depan untuk digunakan kafe, pemasukan dari kafe tersebut Rp 5 juta setiap bulannya, itu kiat kami agar pasar tidak sepi, "ujar Fajar. Sementara itu Aktifis Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi (GNPK) Kota Semarang, Yayik, mengungkapkan, "Memang pernah dikeluhkan para pedagang Pasar Bulu yang prihatin atas sepinya para pembeli, dan kami meminta agar pihak Dinas Pasar untuk kooperatif dengan pihak-pihak lainnya, agar pasar tersebut bisa ramai seperti dulu, dan bukan hanya mencari kepentingan sendiri, seperti diadakan kafe yang tidak ada pengaruhnya bagi pedagang didalam, "tegasnya. Dalam penelusuran MCW News, memang sejak rencana renovasi Pasar Bulu Kota Semarang beberapa waktu lalu, sempat menjadi polemik, karena pasar tersebut bisa dikategorikan pasar tradisional yang bersejarah yang dibangun sejak zaman Belanda, yang seumur Gedung Lawang Sewu yang berada di seberangnya. Namun entah kenapa, pada Tahun 2012 lalu justru renovasi Pasar Bulu tersebut terus berjalan dengan anggaran mencapai Rp 67,8 miliar bersumber dari APBD Kota Semarang dan APBD Propinsi Jawa Tengah, kemudian peresmiannya dilakukan Menteri Perdagangan yang cukup meriah dan memberi pengharapan bagi revitalisasi pasar tradisional ke modern, namun realitasnya kini Pasar Bulu kondisinya sepi pembeli, yang mengakibatkan kios-kios yang ada di area pasar banyak yang tutup, belum lagi retribusi yang harusnya meningkat signifikan ke Kas Daerah, justru tidak jelas pendapatannya. (timmcwnews)


  • TAGS:

Komentar

Berita Lainnya