Organisasi di Bintuni Turun Jalan Bantu Warga Korban Banjir
Rabu, 29 Mei 2024 00:06 WITA
Anak Muda Katolik Bintuni juga ikut ambil bagian dalam penggalangan dana korban banjir distrik Tembuni di jalan masuk pasar sentral Bintuni.
Males Baca?
MCWNEWS.COM, BINTUNI - Empat kampung di wilayah Distrik Tembuni, Kabupaten Teluk Bintuni dilanda bencana banjir, Rabu (14/7/2022) lalu. Ketinggian air bahkan mencapai satu meter hingga dua meter.
Atas kondisi ini, kurang lebih 20 orang yang tergabung dalam Forum Anak Asli Tujuh Suku Teluk Bintuni Peduli Otsus dan sekitar 10 orang anak muda Katolik Santo Yohanes Bintuni menggalang dana peduli kemanusiaan untuk membantu masyarakat. Aksi tersebut dilakukan dua hari, 15-16 Juli 2022.
"Tujuan kami menggalang dana ini karena kami peduli kepada sesama," kata Ketua Forum Anak Tujuh Suku Peduli Otsus, Agustinus Orocomna, Jumat (15/7/2022) pagi di sela aksi penggalangan dana di seputaran Lampu Merah Jalan masuk Pasar Sentra Bintuni.
Ia menuturkan, keempat kampung yang dilanda banjir yaitu Kampung Mogoi Baru, Tusur, Bangun Harjo serta Kampung Bangun Mulya.
"Di mana dana yang kita kumpulkan ini nantinya akan dibelanjakan bahan pokok seperti beras, minyak goreng serta supermi dan lainnya. Kita juga akan belanja alat-alat dapur sperti kompor, panci, kuali untuk memenuhi kebutuhan bagi msyarakat yang dilanda banjir,” ungkapnya.
Sementara Ketua Forum Anak 7 Suku Pedili Otsus itu mengatakan bahwa banjir tahun 2022 yang terjadi di Distrik Tembuni cukup besar. Namun demikian, belum dapat ditaksir besar kerugian yang dialami warga yang terkena banjir.
"Ini bentuk kepedulian anak-anak 7 suku dan bukan hanya untuk sesama 7 suku saja, tetapi bentuk kepedulian itu juga datang dari suku Nusantara yang tinggal di sana," tuturnya.
Agus sapaan akrab Ketua Forum Anak Asli 7 Suku itu juga berharap agar masyarakat Bintuni serta organisasi kepemudaan yang ada agar turut peduli dan berpartisipasi menggalang dana bagi korban banjir.
{bbseparator}
"Semua oragnisasi memiliki kepedulian yang sama, jangan hanya bicara banyak di sosial media tetapi tidak pernah turun lapangan untuk melakukan aksi yang nyata untuk membantu sesama masyarakat,” tutur Agus.
Ia menambahkan bahwa di Bintuni ada tiga agama besar yaitu Islam, Kristen dan Katolik yang dikenal dengan istilah tiga tunggu. Sehingga apapun yang terjadi ia mengajak untuk saling membantu.
"Kita turun melakukan aksi menggalang dana karena kami punya warga masyarakat 7 suku, serta ada warga nusantara yang tinggal di sana kena musibah. Warga nusantara itu sudah lama tinggal di Bintuni dan punya andil ikut membangun Moskona khususnya dan umumnya kabupaten Teluk Bintuni.
Apa yang menimpa mereka merupakan tanggung jawab kami. Dan Forum Anak 7 Suku ini didirikan bukan hanya untuk mengawal dana Otsus saja, tetapi juga peduli kepada sesama manusia,” papar Agus.
Di tempat yang sama, Dedi koordinator dari Organisasi Pemuda Katolik (OMK) se Paroki santo Yohanes Bintuni menambahkan bahwa mereka turut berpartisipasi untuk melakukan penggalangan dana untuk membantu korban banjir empat kampung yang ada di distrik Tembuni.
“Kami terpanggil untuk turun melakukan aksi penggalangan dana ini karena kami merasa peduli untuk membantu saudara-saudara yang dilanda banjir. Banjir yang kami ketahui ini adalah yang terbesar terjadi tahun ini yang tingginya 1 meter hingga 2 meter. Kami berharap semoga kedepannya bisa kembali normal dan banjir tidak terulang seperti sekarang ini,” ujarnya. (mur)
Komentar