PHRI Bali Gelar Rakerda ke-5, Bahas Strategi Pariwisata Pasca COVID
Rabu, 22 Januari 2025 21:45 WITA

Rapat Kerja Daerah (Rakerda) ke-5, BPD PHRI Bali, Rabu (22/1/2025) bertempat di kantor BTB/GIPI Bali.
Males Baca?DENPASAR – Badan Pengurus Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPD PHRI) Provinsi Bali menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) ke-5 pada Rabu (22/1/2025) di kantor Bali Tourism Board (BTB)/Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali.
Rakerda ini mengusung tema “Menyambut Pariwisata Pasca COVID” dengan fokus pada isu-isu strategis di tingkat lokal, provinsi, hingga nasional.
Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace), menekankan pentingnya penyelarasan kebijakan pariwisata di Bali untuk menghadapi tantangan pasca-pandemi.
“Rakerda ini adalah mandat dalam anggaran dasar organisasi kami. Dimulai dari Rakercab di tingkat kabupaten/kota yang telah selesai, kemudian dilanjutkan Rakernas di Bogor pada 10-11 Februari 2025,” ujar Cok Ace.
Cok Ace menyebutkan bahwa salah satu fokus utama dalam Rakernas nanti adalah revisi kebijakan Golden Visa dan sistem perizinan OSS (Online Single Submission). Ia menilai, Golden Visa yang saat ini mensyaratkan investasi minimal Rp5,6 miliar untuk lima tahun pertama kurang relevan dengan kondisi Bali.
“Bali memiliki infrastruktur yang unggul, seperti bandara 24 jam dan jaringan internet yang hampir merata. Harga tersebut terlalu rendah bagi Bali, sehingga memicu lonjakan investasi yang tidak terkendali,” tegasnya.
Baca juga:
PHRI Gelar Temu Wirasa Bahas Pariwisata Bali
Sementara itu, perizinan OSS juga menjadi perhatian khusus, terutama dalam mengatasi persoalan alih fungsi lahan dan konsentrasi investasi yang berlebihan di satu wilayah tertentu.
Selain isu nasional, PHRI Bali juga menyoroti persoalan lokal yang masih menjadi tantangan utama, seperti kemacetan, sampah, banjir, dan kriminalitas. “Kami sepakat bahwa roh pariwisata Bali harus dikembalikan ke budaya. Bukan hanya artefak dan upacara, tetapi juga perilaku dan nilai-nilai masyarakat Bali. Jangan sampai orang Bali kehilangan identitasnya,” kata mantan Wakil Gubernur Bali periode 2018-2023 ini.
Cok Ace berharap, melalui pembahasan isu-isu strategis ini, Bali dapat terus menjaga posisinya sebagai destinasi wisata berbasis budaya yang unggul dan berkelanjutan. Dengan mengatasi tantangan-tantangan yang ada, Bali diyakini mampu menjawab tuntutan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai tradisionalnya.
Reporter: Baiq
Berita Lainnya

Kasus Korupsi Proyek Aerosport Mimika, Kejati Papua Sita Rp300 Juta

Perjuangan DAMAI Berakhir di MK, Serukan Persatuan untuk Membangun Teluk Bintuni

JMSI Rayakan HUT ke-5 di Banjarmasin, Luncurkan Program Literasi ‘JMSI Goes To School’

KPK Ulik Peran PT Telkom di Kasus Digitalisasi SPBU Pertamina

Periksa Mantan Dirut Telkom Alex J Sinaga, KPK Dalami Dugaan Proyek Fiktif

Jaksa Hadirkan Dua Saksi di Sidang Hasto Kristiyanto Hari Ini

Geledah 7 Lokasi di Jatim, KPK Sita Barbuk Suap Dana Hibah

Pejabat Wilmar Group Jadi Tersangka Baru Suap Vonis Lepas Korupsi Ekspor Minyak

KPK Geledah Kantor KONI Jatim terkait Suap Dana Hibah

KPK Geledah Rumah Eks Ketua DPD La Nyalla di Jatim

KPK Jebloskan 2 Tersangka Korupsi PGN ke Penjara

Komentar