Soft Approach Kunci Keberhasilan Satgas Damai Cartenz dalam Pembebasan Sandera KKB
Minggu, 22 September 2024 21:09 WITA
Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz 2024, Brigjen Faizal Ramadhani, saat gelar jumpa pers terkait keberhasilan yang dicapai berkat strategi soft approach yang diusung oleh tim gabungan TNI-Polri dan Satgas Damai Cartenz.
Males Baca?JAKARTA - Pilot asal Selandia Baru, Philip Mark Mehrtens, akhirnya berhasil dibebaskan setelah 1,5 tahun disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua yang dipimpin Egianus Kogoya.
Philip Mehrtens diculik pada 7 Februari 2023 di Lapangan Terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, dan dibebaskan pada Sabtu (21/9/2024).
Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz 2024, Brigjen Faizal Ramadhani, mengungkapkan bahwa keberhasilan ini dicapai berkat strategi soft approach yang diusung oleh tim gabungan TNI-Polri dan Satgas Damai Cartenz. Menurut Faizal, pendekatan ini dipilih karena masyarakat Papua menjunjung tinggi nilai adat dan kekerabatan, yang menjadi kunci dalam proses negosiasi.
“Soft approach penting dilakukan untuk meminimalisir korban jiwa dari aparat, masyarakat sipil, serta menjaga keselamatan Pilot Philip,” ujar Brigjen Faizal dalam konferensi pers pada Minggu (22/9/2024).
Faizal menjelaskan bahwa sejak awal, Satgas Damai Cartenz telah melakukan identifikasi terhadap relasi kekerabatan dalam KKB pimpinan Egianus Kogoya. Proses profiling dilakukan untuk memahami latar belakang adat dan hubungan keluarga anggota KKB, yang kemudian menjadi dasar dalam menentukan siapa yang bisa diajak berdialog untuk negosiasi.
“Kami lakukan profiling secara adatnya, siapa mereka, bapak dan ibunya dari mana, hingga siapa yang mungkin bisa menjadi negosiator dengan kelompok Egianus,” jelas Faizal.
Satgas Damai Cartenz memilih sejumlah tokoh yang dinilai memiliki kedekatan dengan masyarakat setempat untuk melakukan pendekatan. Salah satunya adalah Kapolres Timika, AKBP I Komang Budiartha, yang pernah menjabat sebagai Kapolres Nduga, serta eks Pj Bupati Nduga, Edison Gwijangge. Kedua tokoh ini dianggap memiliki hubungan baik dengan KKB dan berhasil menjadi jembatan dalam negosiasi.
“Mereka cukup mampu berbaur dengan masyarakat dan hubungan kekerabatan mereka dengan KKB cukup baik,” tambah Faizal.
Faizal mengungkapkan bahwa strategi soft approach ini merupakan implementasi dari disertasinya saat menempuh pendidikan doktoral. Disertasinya yang berjudul “Pemolisian pada Penanganan Konflik Komunal dengan Pendekatan Kearifan Lokal” menekankan bahwa kearifan lokal adalah kunci utama dalam penyelesaian konflik di Papua.
“Kita harus paham bahwa Papua sangat luas dan memiliki banyak suku, bahasa, serta kearifan lokal yang spesifik. Tidak bisa kita menggeneralisir masalah Papua dari luar,” ungkap Faizal.
Meski Philip Mark Mehrtens kini telah dibebaskan, Faizal menekankan bahwa Satgas Damai Cartenz tidak bisa menyelesaikan seluruh permasalahan di Papua sendirian. Satgas ini merupakan operasi kepolisian yang berbasis pada penegakan hukum, sehingga memerlukan kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk TNI, pemerintah daerah, tokoh adat, dan tokoh agama.
“Kolaborasi dengan semua pihak adalah kunci keberhasilan. Tidak mungkin berhasil sendirian,” pungkasnya.
Reporter : Edy
Komentar