Begini Kata Ketum KMHDI soal Diklat Kewirausahaan Nasional di Bali

Sabtu, 19 April 2025 14:53 WITA

Card image

Ketua Umum PP KMHDI Wayan Darmawan resmi membuka Diklat Kewirausahaan Nasional (DKN), bertempat di UNHI Denpasar, Sabtu (19/04/2025).

Males Baca?

DENPASAR - Ketua Umum PP KMHDI Wayan Darmawan resmi membuka Diklat Kewirausahaan Nasional (DKN), bertempat di UNHI Denpasar, Sabtu (19/04/2025). Dalam sambutannya, ia menyoroti peran generasi muda dalam menggerakkan ekonomi Indonesia.

Darmawan menyampaikan. perang dagang antara China dan Amerika telah memunculkan tantangan baru dalam perekonomian Indonesia. Di samping itu, penurunan nilai rupiah dan PHK (pemutusan hubungan kerja) massal dalam setahun terakhir juga memberikan tekanan bagi masyarakat Indonesia.

Wayan Darmawan mengatakan di tengah situasi itu, angka pertumbuhan UMKM Indonesia saat ini masih jauh dibandingkan negara tetangga di Asia Tenggara.

“Kalau kita lihat, pertumbuhan UMKM kita masih rendah dibandingkan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Vietnam,” terangnya.

Lebih lanjut, Darmawan menilai untuk menjadi negara maju, Indonesia seharusnya memiliki pertumbuhan UMKM yang tinggi seperti negara maju.

Untuk itu, menurutnya harus ada langkah konkret memperkuat fondasi ekonomi salah satunya dengan mendorong kemandirian ekonomi melalui upaya mendorong lahirnya banyaknya pengusaha.

KMHDI sebagai organisasi mahasiswa berkomitmen melahirkan para pengusaha muda. Salah satunya melalui Program Diklat Kewirausahaan Nasional.

“Kita harus mengubah mindset. dulu ketika kita saat kecil saya rasa selalu diminta untuk jadi pegawai, jadi PNS, bukan menjadi pengusaha. Padahal kalau kita mau berwirausaha peluangnya justru lebih banyak dan besar. untuk itu saya ingin mengajak generasi muda khususnya kader KMHDI untuk terjun dalam bidang usaha,” terangnya.

Sementara itu, Asdep Deputi Menteri UMKM Irwansyah Putra menyampaikan untuk menjadi negara maju, Indonesia harus meningkatkan rasio jumlah wirausahawan menjadi minimal 4 persen dari total populasi.

Saat ini, angka tersebut masih berada di kisaran 3 persen, jauh di bawah standar negara-negara maju yang rata-rata memiliki rasio di atas 10 persen.

“Kita masih kalah dengan negara-negara tetangga kita seperti Singapura dan Vietnam yang memiliki rasio lebih tinggi dibandingkan Indonesia,” terang Irwansyah.

Irwansyah menekankan pentingnya pertumbuhan wirausaha. Semakin banyak wirausaha yang tumbuh maka akan berpengaruh pada perekonomian Indonesia.

“Bayangkan kalau 1 orang pengusaha dapat membuka 3 lapangan pekerjaan. Jika kita memiliki junlah wirausaha tentu akan menekan angka pengangguran,” terangnya.

Editor: Ran


Komentar

Berita Lainnya