1200 Tenaga Kerja Terserap oleh BUPDA
Selasa, 28 Mei 2024 20:54 WITA
Kadis PMA Provinsi Bali I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya. (Foto: Dewa/MCW).
Males Baca?DENPASAR - Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat (PMA) Provinsi Bali I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya menyebut Baga Utsaha Padruwen Desa Adat (BUPDA) telah berhasil menyerap sebanyak 1200 tenaga kerja.
"Sehingga kehadiran BUPDA ini juga turut membantu pemerintah mengurangi angka pengangguran dan berkontribusi dalam perekonomian Bali secara makro," ungkap Kartika kepada wartawan Rabu (3/4/2024).
Lebih lanjut ia menyebut keberhasilan bubda dalam menciptakan lapangan pekerjaan tidak lepas dari dikeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomer 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat dan Perda Nomer 4 Tahun 2022 tentang Pedoman, Makanisme, dan Pendirian Baga Utsaha Padruwen Desa Adat (BUPDA), telah terbentuk sebanyak 355 BUPDA di 355 desa adat.
"Melalui payung hukum tersebut, menurutnya, kedepan BUPDA berpotensi berkembang menjadi seperti sebuah induk perusahaan (holding) dengan anak-anak perusahaan yang bergerak pada bidangnya masing-masing," sambung Kartika.
Ketut Kartika mengatakan kedepan, BUPDA harus dikelola secara profesional, menjunjung integritas dengan SDM yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai.
"Disamping itu, masyarakat desa adat juga harus berpartisipasi dan mendukung kehadiran BUPDA. Menurutnya, BUPDA tidak bisa berkembang jika tidak mendapat partisipasi aktif dari masyarakat," tegas Kartika.
Menurutnya, masyarakat harus mendukung perkembangan BUPDA lantaran usaha ini akan menjadi tulangpunggung ekonomi BALI kedepannya.
"Sebagai sebuah lembaga, kemajuan BUPDA sangat bergantung pada partisipasi masyarakat. Sebab kalau tidak, perkembanganya akan lambat. Tapi jika ada partisipasi masyarakat, perkembangan BUPDA akan cepat," terangnya.
Terakhir, dengan peran penting BUPDA, ia berharap desa adat di Bali, dapat segera membentuk BUPDAnya masing-masing. Hal ini karena pemerintah sangat berharap perkembangan ekonomi desa adat dapat seiring dengan perkembangan ekonomi Bali dan nasional.
Reporter: Dewa
Komentar