Bapeten Gandeng Unud Selenggarakan Seminar Keselamatan Nuklir
Selasa, 28 Mei 2024 22:13 WITA
Bapeten bekerja sama dengan Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana (FMIPA Unud) menyelenggarakan seminar keselamatan nuklir (SKN) tahun 2022.
Males Baca?
MCWNEWS.COM, DENPASAR - Badan pengawas tenaga nuklir (Bapeten) bekerja sama dengan Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana (FMIPA Unud) menyelenggarakan seminar keselamatan nuklir (SKN) tahun 2022.
Seminar ini merupakan forum ilmiah nasional yang secara rutin diselenggarakan oleh Bapeten setiap tahun.
Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Bapeten Indra Gunawan menerangkan, SKN 2022 diharapkan dapat menjadi salah satu sarana untuk memperkaya ilmu pengetahuan, pertukaran dan penyebaran informasi, mengakomodasi masukan dari para ilmuwan/pakar dan penggiat teknologi keselamatan nuklir.
"Selain itu, seminar ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk sosialisasi ke luar dan penguatan koordinasi dengan institusi lain dalam hal kontribusi keilmuan dan teknologi keselamatan nuklir di Indonesia," terangnya, Rabu (24/8/2022).
Dikatakan, kegiatan yang terselenggara secara luring dan daring ini sebagai salah satu implementasi pelaksanaan nota kesepahaman (MoU) antara Bapeten dan Universitas Udayana.
Selain karena Unud merupakan universitas yang sudah maju dan memiliki banyak SDM yang kompeten, lokasi kampus juga sangat strategis dan sangat representatif bagi universitas lain di Indonesia bagian tengah dan timur sehingga diharapkan dapat lebih memperkenalkan pengetahuan ketenaganukliran pada masyarakat yang lebih luas.
"Pihak yang diundang dalam seminar ini antara lain yaitu instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, universitas, para pemangku kepentingan seperti rumah sakit, industri, badan peneliti, serta perhimpunan atau asosiasi profesi yang terkait dengan pengawasan ketenaganukliran," jelasnya.
Dalam SKN 2022 hadir sebagai pembicara utama (keynote speaker), yakni Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Alue Dohong secara virtual.
Anak Agung Ngurah Gunawan dari FMIPA Universitas Udayana, Mr. David Bennett dan Mr. Armin Lagumdzija selaku Waste Safety Specialist dari Division of Radiation, Transport and Waste Safety Department of Nuclear Safety and Security International Energy Atomic Energy (IAEA) secara virtual.
{bbseparator}
Plt Kepala Bapeten Sugeng Sumbarjo menyatakan bahwa untuk menyambut KTT G20 2022 mendatang di Bali, di mana tema besar yang diangkat adalah mengenai transisi energi.
Seiring dengan perhatian pemerintah yang lebih besar terhadap isu-isu transisi energi bersih dan pengelolaan limbah
radioaktif, maka Bapeten mengangkat tema “Peran Pengawasan Ketenaganukliran dalam Transisi Energi Hijau dan Pengelolaan Limbah Radioaktif" dalam Seminar Keselamatan Nuklir.
"Dengan tema tersebut, terdapat 102 makalah yang masuk dan setelah melalui proses seleksi, sebanyak 91 makalah diterima untuk dipresentasikan dalam seminar," ujarnya.
Dari 91 makalah yang masuk lanjutnya, terdapat 12 kelompok topik yang mengemuka yakni mengenai peraturan ketenaganukliran, machine learning dan big data processing, fisika nuklir, keselamatan radiasi dalam bidang medik, industri, instalasi nuklir dan
bahan nuklir, pengelolaan limbah radioaktif, lingkungan, NORM dan TENORM, cyber security, kesiapsiagaan dan tanggap darurat nuklir serta keamanan nuklir.
Bapeten banyak mendapat sumbangan ide dan gagasan dari peserta seminar maupun para pemakalah mengenai segala hal yang terkait dengan pengawasan ketenaganukliran untuk mewujudkan keselamatan radiasi melalui energi yang bersih dan ramah lingkungan, serta melalui tata kelola limbah radioaktif yang baik dan terintegrasi.
"Karena nuklir merupakan salah satu energi baru terbarukan (EBT) yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan energi hijau di dalam negeri," kata Indra Gunawan.
Ditambahkan, SKN 2022 diharapkan menjadi embrio pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di lingkungan Program Studi Fisika FMIPA Unud yang saat ini sedang mengembangkan program keahlian fisika medis.
Program keahlian fisika medis merupakan salah satu program keahlian di Program Studi Fisika yang hampir 50 persen SKS bidang peminatannya berkesesuaian dengan kegiatan yang
melibatkan radioisotop dan tenaga nuklir.
"Lulusan Fisika Medis diharapkan mampu bekerja di rumah sakit, khususnya di fasilitas radiologi dan radio terapi, ataupun bekerja di instansi yang menangani masalah tenaga nuklir di Indonesia, salah satunya Bapeten," ucapnya. (*) www.unud.ac.id
Komentar