Gandeng ‘Laksana Becik’, SDN 18 Dangin Puri Kembangkan Kebun Edukasi
Senin, 27 Mei 2024 06:54 WITA
Ketua Laksana Becik, menyerahkan piagam kepada kepala SDN 18 Dangin Puri, atas partisipasi pada program lingkungan, Jumat (8/12/2023). (Foto: Dok.MCW)
Males Baca?DENPASAR - Tanaman Obat Keluarga (Toga) sempat populer di era 1990-an. Bahkan, keberadaan Toga selalu menjadi materi ajar di sekolah-sekolah. Sayangnya keberadaan Toga ini mulai dilupakan. Anak-anak zaman now, justru lebih sibuk dengan gadget.
Atas hal itulah, SDN 18 Dangin Puri Denpasar, ingin membangkitkan kembali keberadaan Toga. Keberadaan Toga yang sempat populer, mulai diperkenalkan kembali kepada masyarakat, terutama anak sekolah, dengan harapan bisa kembali memasyarakatkan Toga ini.
Dengan menggandeng komunitas lingkungan Laksana Becik, melalui program “Kelola Limbahmu, Tukarkan dengan Program Lingkungan”, siswa di SDN 18 Dangin Puri, diajak untuk selalu bijak dalam mengelola limbah, terutama limbah minyak goreng bekas atau jelantah.
Melalui pengembangan Kebun Edukasi, yang di dalamnya juga terdapat Toga, SDN 18 Dangin Puri, meluncurkan program ini pada Jumat (8/12/2023). Pengenalan kebun edukasi ini, turut dihadiri pengawas sekolah, Dinas Pendidikan Denpasar, dan juga jajaran komunitas Laksana Becik.
Ditemui di sela kegiatan, Pengawas Sekolah Denpasar Utara, Dinas Pendidikan Kota Denpasar, Dra Tatik Dwi Wahyuni M.Pd, sangat menyambut baik adanya kolaborasi antara sekolah dengan komunitas Laksana Becik ini. Pihaknya berharap, ke depan hal serupa bisa terus ditingkatkan melalui program yang lain. Bahkan kalau bisa, tidak hanya disekolah ini saja yang diajak berkolaborasi, namun bisa digetoktularkan ke sekolah lain di Denpasar.
Tatik Dwi yang juga selaku koordinator pengawas di kota Denpasar, juga berharap kalau program baik seperti ini bisa dikembangkan ke satuan pendidikan lain baik itu SMP. Karena untuk di Denpasar, ada sebanyak 16 SMP Negeri yang bisa diteruskan program serupa.
Sementara itu, Kepala Sekolah SD Negeri 18 Dangin Puri, I Komang Mertayasa S.Pd, mengatakan di kebun edukasi ini disiapkan tanaman secara umum, namun yang dikhususkan adalah Toga. Hal itu karena Toga tidak banyak dikenal oleh anak-anak saat ini. Sehingga pihaknya berinisiatif berkolaborasi dengan komunitas Laksana Becik, melalui program “Kelola Limbahmu, Tukarkan dengan Program Lingkungan” yang dikompensasi menjadi Kebun Edukasi.
“Tentu melalui Kebun Edukasi ini, kami berharap akan menumbuhkan minat siswa untuk mengenal jenis-jenis tanaman obat ini. Sehingga sedikit demi sedikit siswa ini akan mengetahui manfaat apa saja dari tanaman yang ada di lingkungan mereka,” harapnya, terhadap pengembangan kebun edukasi yang baru dimulai sejak 2 bulan terakhir.
{bbseparator}
Ditemui dalam kesempatan sama, Koordinator Kebun Edukasi, SDN 18 Dangin Puri, Komang Edi Semartama, juga mengatakan kalau program Kebun Edukasi ini dilatarbelakangi oleh adanya motivasi untuk memperkenalkan kembali terkait tanaman tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai obat. Karena seperti diketahui, Toga ini selama ini mulai dilupakan oleh generasi sekarang.
“Banyak anak-anak saat ini hanya bermain gadget dan abai dengan lingkungan sekitar. Berlatar hal itulah kami berkeinginan untuk membangkitkan kembali kesadaran siswa terhadap lingkungan, terutama di lingkungan sekitar, dengan memperkenalkan kembali toga ini,” ucapnya.
Melalui pengembangan Kebun Edukasi yang ditunjang teknologi, siswa diajak untuk mencari informasi sebanyak banyaknya tentang tanaman obat, melalui sarana gadget. Dengan harapan, siswa yang mengunjungi kebun edukasi ini, mereka akan tahu tentang tanaman obat, dan mereka juga akan lebih peduli tentang lingkungannya.
“Siswa akan paham, ternyata ada tanaman yang bisa mereka manfaatkan untuk obat. Tentu dengan harapan pengalaman yang mereka dapat, bisa ditularkan di lingkungan terdekat mereka terutama lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Selain mengenalkan Toga, kami juga berharap para siswa bisa lebih peduli terhadap lingkungan sehingga lingkungan sekitar sekolah juga bisa lebih sehat,” harap Komang Edi Semartama.
Editor: Lan
Komentar