Isu Suap Warnai Pilrek Unsrat Manado, Kemendikbud Turun Tangan

Minggu, 26 Mei 2024 16:55 WITA

Card image

Koordinator SCW (Sulut Corruption Watch) Deswerd Zougira.

Males Baca?

 

MCWNEWS.COM, MANADO - Pemilihan Rektor Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado putaran pertama yang dilakukan 25 April lalu berbuntut panjang. 

Tim Irjen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terpaksa datang ke Manado untuk memeriksa dugaan suap menyuap dalam proses pemilihan rektor (pilrek). 

Sejumlah orang sudah diperiksa di antaranya ketua dan sekretaris panitia pilrek serta beberapa anggota senat. Akibat dari pemeriksaan tersebut, Mendikbud memerintahkan pilrek putaran kedua yang rencananya digelar 7 Juni lalu ditunda.

Menurut Koordinator SCW (Sulut Corruption Watch) Deswerd Zougira, tim telah selesai melakukan pemeriksaan bahkan telah membuat rekomendasi agar mereka yang terlibat dicoret dari daftar calon. 

Masih menurut Deswerd, sejak awal perhelatan pilrek sudah nampak keterlibatan dan intervensi pihak luar dan laporan rektor yang tidak netral serta isu suap itu.

"Laporan yang kami terima ada campur  tangan  oknum kepala daerah dan rektor mempengaruhi anggota senat agar memilih salah satu calon dan praktek suap menyuap yang sudah dilaporkan ke Kejati," ungkap aktivis antikorupsi saat dihubungi, Senin (20/6/2022) pagi.

Sedangkan soal rekomendasi Tim, Deswerd meminta Mendikbud bisa menindaklanjutinya agar pilrek kali ini betul-betul menghasilkan sosok rektor yang bersih.

"Menteri memiliki tanggung jawab untuk menempatkan sosok seorang rektor yang bersih," tegasnya.

Seperti diketahui pada pilrek putaran pertama, terjaring tiga nama calon rektor yakni Dedy Tooy 29 suara, Fabian Manopo 13 suara dan Grevo Gerung 11 suara. Beredar kabar Dedy didukung gubernur.

Ketua panitia pilrek Ronny Maramis kepada wartawan mengakui pilrek putaran kedua ditunda karena ada pemeriksaan Tim Inspektorat. 

Kasus dugaan suap itu mendapat perhatian luas  masyarakat Sulawesi Utara.[*]


Komentar

Berita Lainnya