Jutaan Ton Ore Nikel Diekspor Ilegal ke China, KPK Lakukan Penelaahan

Selasa, 28 Mei 2024 10:55 WITA

Card image

Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur, (Foto: Dok.KPK)

Males Baca?

 

JAKARTA - Kedeputian Penindakan dan Eksekusi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah mengantongi laporan ekspor jutaan ton ore nikel ilegal ke China. Ekspor ilegal tersebut saat ini sedang ditelaah Kedeputian Penindakan dan Eksekusi KPK.

"Iya, itu masih dalam telaahan kita. Dan itu juga sudah disampaikan dari sini, jadi kita sedang telaah, ini lebih awal daripada penyelidikan, sedang ditelaah seperti apa, mohon ditunggu," kata Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur saat dikonfirmasi, Jumat (30/6/2023).

Asep belum dapat memastikan ada tidaknya keterkaitan ekspor ilegal bahan baku tambang tersebut dengan penyelidikan dugaan korupsi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Tapi, kata dia, kemungkinan dugaan ekspor ilegal itu ada kaitannya.

"Kemungkinan juga ada, maksudnya kemungkinan karena itu kan terkait dengan pertambangan juga, tapi kemungkinan juga enggak ada. Jadi itu juga yang akan menjadi concern kita, ditelaah bagaimana apakah ada hubungan atau tidak," ungkapnya.

Sebelumnya, KPK menerima informasi adanya dugaan ekspor atau pengiriman 5 juta ton ore nikel ilegal ke Tiongkok. Dugaan ekspor 5 juta ton ore nikel ilegal ke Tiongkok tersebut berlangsung selama lebih dari dua tahun.

"Dari Januari 2020 sampai dengan Juni 2022," kata Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Wilayah V KPK, Dian Patria saat dikonfirmasi, Jumat, 23 Juni 2023.

Berdasarkan hasil penelusuran KPK, ekspor bahan baku tambang ilegal tersebut tercatat dalam situs resmi otoritas penanganan bea dan cukai Tiongkok. Hal itu, terlihat dari kode sandi Indonesia yang tercatat di situs resmi bea cukai Tiongkok.

Adapun, ore nikel yang diekspor secara ilegal ke China tersebut diduga berasal dari tambang yang berada di Sulawesi dan Maluku Utara. Di mana, dua daerah tersebut merupakan penghasil tambang terbesar di Indonesia.


Reporter: Satrio
Editor: Ady


Komentar

Berita Lainnya