Menteri Komdigi: Teknologi Digital Dukung Promosi Bhinneka Tunggal Ika
Kamis, 21 November 2024 21:25 WITA
Menteri Komdigi, Meutya Hafid dalam acara World Public Relations Forum 2024, Rabu (20/11/2024).
Males Baca?BADUNG - Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid, menegaskan pentingnya pendekatan digital dalam menyampaikan nilai-nilai budaya Indonesia dalam konsep Bhineka Tunggal Ika kepada khalayak global.
Hal tersebut ia sampaikan dalam acara World Public Relations Forum 2024 di Nusa Dua, Bali, Rabu (20/11/2024).
"Salah satu aset budaya tak benda Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika dan gotong royong, harus secara konsisten dipromosikan sebagai referensi bagi khalayak global. Dukungan dari tokoh-tokoh internasional yang berpengaruh harus didokumentasikan dan dinarasikan sebagai bagian dari budaya Indonesia,” ungkap Meutya.
Politikus Golkar itu mengingatkan bahwa tokoh-tokoh global seperti Christine Lagarde (Direktur Pelaksana IMF) pada 2018,pernah menyoroti konsep Bhinneka Tunggal Ika sebagai kunci ketahanan ekonomi Indonesia. Bahkan, Paus Fransiskus turut memuji nilai ini sebagai inspirasi perdamaian global saat berkunjung ke Indonesia.
Lebih lanjut, Meutya menambahkan Indonesia memanfaatkan teknologi digital, termasuk kecerdasan buatan (AI), untuk memperkuat strategi nation branding. Teknologi ini digunakan untuk membuat dan menyebarluaskan konten budaya seperti seni, musik, dan praktik tradisional melalui platform yang dipersonalisasi.
"Platform media sosial secara aktif didorong untuk memantau penyebaran informasi yang salah dengan mengidentifikasi dan menghapus konten berbahaya sambil memastikan transparansi dalam sumber-sumber baru untuk menegakkan integritas informasi. Kecerdasan buatan dan analisis data besar digunakan untuk mengumpulkan dan memantau jutaan konten negatif secara real time, sehingga memungkinkan tanggapan pemerintah yang cepat dan akurat,” kata Meutya.
Meutya juga menjelaskan, pemerintah bekerja sama dengan platform media sosial untuk memantau dan menghapus informasi yang salah. Dengan memanfaatkan big data analytics, Indonesia dapat merespons konten negatif secara cepat dan akurat.
Menurut Meutya, kolaborasi dalam diplomasi budaya memainkan peran strategis dalam membangun hubungan internasional. Dengan menonjolkan keberagaman dan warisan budaya, Indonesia dapat menciptakan narasi positif yang memperkuat posisinya di dunia global.
Reporter: Ran
Komentar