Menteri PU Tinjau Progres Underpass Joglo, Target Selesai Desember 2024
Sabtu, 16 November 2024 16:54 WITA
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dody Hanggodo, meninjau progres pembangunan Underpass Joglo di Kota Surakarta, Jawa Tengah, pada Sabtu (16/11/2024).
Males Baca?SURAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, meninjau progres pembangunan Underpass Joglo di Kota Surakarta, Jawa Tengah, pada Sabtu (16/11/2024). Proyek ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dilaksanakan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-DI Yogyakarta di bawah Direktorat Jenderal Bina Marga.
Tujuan utama proyek ini adalah mengurai simpul kemacetan di kawasan Simpang Joglo, yang sering mengalami gangguan lalu lintas akibat perlintasan sebidang dengan jalur kereta api serta pertemuan tujuh ruas jalan utama.
Dody menyampaikan apresiasinya terhadap progres fisik proyek yang telah mencapai 87% per 15 November 2024. “Kami optimis proyek ini akan selesai tepat waktu dan dapat memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat Surakarta,” ujarnya.
Proyek yang dimulai pada November 2023 ini dijadwalkan selesai pada 20 Desember 2024 sesuai kontrak, dengan anggaran sebesar Rp284,7 miliar dari APBN. Struktur utama underpass memiliki panjang 450 meter dengan lebar 18,3 meter, sementara total panjang penanganan mencapai 1.025 meter.
Dody juga menyoroti dampak ekonomi dari pembangunan ini. “Selain memperlancar lalu lintas, proyek ini diharapkan mendorong aktivitas sosial-ekonomi masyarakat sekitar. Ruas ini nantinya akan menjadi jalur utama, yang tentunya akan berkontribusi pada perekonomian lokal,” kata Dody. “Paling tidak nasi liwet di sekitar sini akan tambah ramai.”
Efisiensi Waktu dan Biaya
Kepala BBPJN Jawa Tengah-DI Yogyakarta, Khusairi, menjelaskan bahwa underpass ini akan memberikan dampak signifikan terhadap efisiensi waktu dan biaya transportasi. Waktu tempuh kendaraan yang sebelumnya rata-rata mencapai 5,12 menit dapat dipangkas menjadi hanya 0,6 menit, sehingga terjadi penghematan waktu hingga 89%.
“Kecepatan rata-rata kendaraan juga akan meningkat dari 15 km/jam menjadi 50 km/jam, atau tiga kali lebih cepat dari sebelumnya. Selain itu, biaya operasional kendaraan yang sebelumnya Rp8,61 juta per jam dapat ditekan menjadi Rp5,33 juta per jam, menghasilkan penghematan hingga Rp3,27 juta per jam,” jelas Khusairi.
Dalam proses konstruksinya, proyek ini menggunakan teknologi diaphragm wall untuk mencegah rembesan air tanah, serta metode secant pile dan T-beam di area bawah jalur kereta api guna menjaga stabilitas struktur.
Proyek ini juga dirancang untuk memperhatikan estetika dan lingkungan. Dinding underpass akan dihiasi ornamen bertema "Kembang Edi Peni," yang menggabungkan motif batik khas Solo dengan nilai keberagaman dan harapan masyarakat. Selain itu, ruang terbuka hijau di sekitar underpass akan ditata ulang, termasuk penanaman 300 pohon untuk mendukung kelestarian lingkungan.
Tinjauan ini turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Bina Marga Rachman Arief Dienaputra, Direktur Pembangunan Jembatan Rakhman Taufik, Direktur Jalan Bebas Hambatan Wilan Oktavian, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Miftachul Munir, Kepala BBPJN Jawa Tengah-DI Yogyakarta Khusairi, dan Kepala BBWS Bengawan Solo Maryadi Utama.
Editor: Ady
Komentar