Pj Mahendra Jaya Tekankan Penggunaan Bahasa-Aksara Bali

Senin, 03 Februari 2025 11:24 WITA

Card image

Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya menekankan penggunaan aksara dan bahasa Bali. (Foto: Pemprov Bali)

Males Baca?

DENPASAR - Penjabat (Pj.) Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya menekankan penggunaan bahasa, aksara, serta sastra Bali. Hal tersebut ia ungkapkan saat pembukaan Bulan Bahasa Bali VII Tahun 2025, Sabtu (1/2/2025) lalu di Art Center, Denpasar.

Pj Mahendra Jaya menyebutkan bahwa selain sebagai alat komunikasi, bahasa Bali memiliki tata krama yang tinggi dan menjadi sumber etika dalam kehidupan, sehingga warisan leluhur ini harus terus dijaga.

Ia berpesan kepada seluruh masyarakat Bali agar menggunakan bahasa Bali tidak hanya saat Bulan Bahasa Bali saja, namun semangat menggunakan bahasa, aksara, dan sastra Bali dilakukan setiap hari, baik di lingkungan keluarga, di tempat kerja, di sekolah, terlebih pada acara-acara bernuansa adat Bali.

“Bahkan jika bisa setiap hari membaca aksara Bali, sehingga semakin banyak yang mampu untuk mempelajari pustaka-pustaka lontar dan sumber sastra lainnya, karena dari pustaka dan sumber sastra tersebutlah kita akan mampu menerangi jalan kita dalam mengarungi kehidupan ini,” pinta Mahendra Jaya.

Lebih lanjut, Mahendra Jaya berharap materi bahasa Bali bisa dilaksanakan di seluruh ruang aktivitas masyarakat Bali, seperti di Desa Adat, Desa Dinas, Lembaga Pendidikan dari PAUD sampai perguruan tinggi termasuk lembaga swasta, perbankan, dan lain sebagainya.

"Jadikanlah Bulan Bahasa Bali sebagai sarana untuk membumikan bahasa Bali agar merasuk dalam sanubari masyarakat Bali, sehingga dapat menjadi pedoman dalam kehidupan,” tukas birokrat asal Desa Temesi, Gianyar tersebut.

Di sisi lain, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof. I Gede Arya Sugiartha menyampaikan bahwa kegiatan Bulan Bahasa Bali VII Tahun 2025 ini akan diselenggarakan dari tanggal 1-28 Februari dan diisi dengan sejumlah kegiatan berupa widyatula (seminar) terkait penggunaan font aksara Bali di beberapa platform media, sehingga aksara Bali sudah mampu masuk dan bersaing di dunia digital.

Selain itu juga terdapat wimbakara (lomba) yang diikuti oleh peserta yang datang dari setiap Kabupaten/ Kota dan masyarakat umum dalam 12 lomba. Ada juga Krialoka (workshop) yang menggunakan bahasa, aksara dan sastra Bali.

"Ada juga reka aksara (pameran) Dharmakriya yang mencirikan transformasi bahasa, aksara dan sastra Bali dalam teknologi dan industri kreatif. Terdapat juga pagelaran berupa panggung apresiasi sastra Bali, konservasi lontar dan penganugerahan Bali Kerthi Nugraha Mahottama," ungkap Arya Sugiartha.

Arya Sugiartha juga berharap, Bulan Bahasa Bali juga untuk dapat digunakan sebagai sarana dalam menuntun masyarakat Bali untuk menjalankan kewajiban, kebenaran, kebijaksanaan dan cinta kasih dalam kehidupan.

"Sehingga wajib  dilestarikan bahasa, aksara, dan sastra Bali untuk menuju alam, masyarakat, serta budaya Bali yang sejahtera, damai dan tentram," tandas mantan rektor ISI Denpasar tersebut.

Editor: Ran


Komentar

Berita Lainnya