Progres Bendungan Sidan Capai 57 Persen, Terkendala Kadar Air Material Timbunan

Selasa, 28 Mei 2024 12:59 WITA

Card image

Bendungan Sidan di Kabupaten Badung, Bangli dan Gianyar, Provinsi Bali, (Foto: Dokumentasi BWS Bali Penida)

Males Baca?


BADUNG - Progress pembangunan Bendungan Sidan di Kabupaten Badung, Bangli dan Gianyar, Provinsi Bali secara keseluruhan mencapai 57.192 persen per 3 Juni 2023. Capaian ini mengalami deviasi -6.512 persen dari yang ditargetkan 62.703 persen. 

Proyek terbagi dalam dua paket pekerjaan. Paket Tahap I, nilai kontrak Rp808.603.374.137, pekerjaannya sudah 100 persen pada akhir tahun 2021. Itemnya meliputi pembangunan terowongan pengelak, galian spillway (bangunan pelimpah air) dan galian-galian di jalan terbuka. 
 

Paket II, nilainya Rp785.597.172.000, item pekerjaan utamanya meliputi pembangunan inti bendungan dan spillway. Saat ini progressnya 13,130 persen dari target 26,344 persen atau terjadi deviasi -13,214 persen. Sehingga secara keseluruhan (Paket I dan II) progress terealisasi 57.192 persen dari rencana 63,703 persen.

I Gede Pancarasa, selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, seizin Kepala Balai menerangkan, deviasi terjadi akibat pekerjaan bangunan inti bendungan terkendala kadar air material timbunan random tanah lebih tinggi dari OMC (optimum moisture content). 

Kadar air material timbunan yang ada di lokasi, ungkap Panca, berkisar 22 persen sampai dengan 25 persen. Sementara Idealnya, menurut Panca, kadar air 19 persen (sesuai OMC), sehingga penimbunan harus dilakukan dengan metode staging atau bertahap.

“Kadar air ideal material random tanah itu 19 persen. Tapi material yang ada di sini, rata-rata 22 sampai 25 persen (kadar air material timbunan, red). Karena kita tidak bisa menurunkan ke kadar air ideal (19 persen) jadi kami gunakan metode staging,” terang I Gede Pancarasa di kantornya, Kamis (8/6/2023).

“Penimbunan dalam kondisi basah dilakukan dengan mengacu pada tahapan ketinggian kritis timbunan (staging). Jadi setiap 10 meter, kami harus berhenti menimbun paling tidak 5 sampai 7 hari, agar kadar air yang ada di timbunan itu turun, baru nambah timbunan,” imbuhnya.

Dengan adanya kondisi ini, Gede Panca mengungkapkan ada potensi keterlambatan penyelesaian dari target selesai di akhir tahun 2023. 

Namun ia mengatakan, pihaknya bersama pelaksana akan mengejar ketertinggalan itu di Bulan Juli, Agustus dan September, yang mana bulan-bulan tersebut musim kemarau, sehingga kadar air material timbunan turun.


Halaman :
  • TAGS:
  • BADUNG

Komentar

Berita Lainnya