Termasuk WBD, Subak Kulub Atas Tampaksiring Sudah Setahun Kekeringan Tanpa Solusi  

Rabu, 29 Mei 2024 02:20 WITA

Card image

Pekaseh Wayan Perasi saat bertatap muka dengan akademisi Universitas Udayana dan pimpinan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV di Balai Subak Pulagan, Desa Tampaksiring, Selasa (19/9/2023). (Foto: Dok.Mul)

Males Baca?

GIANYAR - Situasi miris dihadapi petani di Subak Kulub Atas di Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. 

Pekaseh Subak Kulub Atas I Wayan Perasi menyatakan kendati subaknya merupakan bagian dari situs warisan budaya dunia (WBD) namun kekeringan akibat bendungan rusak diterjang air bah akhir tahun 2022 hingga kini tanpa solusi. 

"Bagaimana melestarikan subak, jika bendungan rusak sudah setahun tidak ada yang memperbaiki? Subak itu kan terdiri dari tiga unsur sawah, air dan pura. Nah ini, Subak Kulub Atas yang katanya bagian dari WBD tidak mendapat perhatian dari pihak terkait,” ujar Pekaseh Wayan Perasi saat bertatap muka dengan akademisi Universitas Udayana dan pimpinan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV di Balai Subak Pulagan, Desa Tampaksiring, Selasa (19/9/2023) kemaren.

Wayan Perasi mempertanyakan kepada pihak terkait di tingkat Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali maupun pemerintah pusat di Jakarta. 

“Sebenarnya siapa yang patut menerima dan menanggapi keluhan kami dari Subak Kulub Atas? Dinas Pertanian. Dinas PUPR, atau Dinas Kebudayaan karena kami bagian dari WBD?” tanya pensiunan dari Kantor Balai Pelestarian Kebudayaan itu. 

Dijelaskan, sebelumnya segala permasalahan subak ditangani oleh Pasedahan Agung yang ada di Dinas Pendapatan di tingkat kabupaten. Hanya saja, katanya, lembaga tersebut sudah tidak eksis lagi sehingga para pekaseh seperti anak ayam kehilangan induknya. Menurut Wayan Perasi, gagasan pelestarian subak tidak dapat diimplementasikan manakala air irigasi tidak mengalir ke sawah. 

Dia berharap keluhannya terkait kerusakan bendungan untuk Subak Kulub Atas segera mendapat perhatian dan diperbaiki pihak terkait baik kabupaten, provinsi maupun pemerintah pusat.

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV Abi Kusno menjelaskan pihaknya mengundang para kelian subak di situs WBD tersebut dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemetaan dan monitoring subak di lanskap subak DAS Pakerisan. 

"Kami mengundang peneliti dari Unit Subak Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat untuk memberikan masukan mengenai konsep pengembangan potensi ekowisata berbasis subak,” kata Abi Kusno. 


Halaman :

Komentar

Berita Lainnya