Yotam : Jangan Dulu Bicara DOB, Tapi Fokus Bangun Kabupaten
Senin, 27 Mei 2024 11:42 WITA

Yotam Bilasi, Anggota DPR Papua asal Mamberamo Raya
Males Baca?
MCWNews.com - JAYAPURA | Rencana pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Provinsi Teluk Seireri di wilayah Kabupaten Mamberamo Raya dan sekitarnya menuai protes, Senin (15/10/2018).
Protes salah satunya datang dari anak asli Mamberamo Raya yang juga anggota dewan Komisi IV DPR Papua, Yotam Bilasi. Dia menyebut pemerintah Mamberamo Raya hendaknya saat ini lebih fokus pada pembangunan wilayah dan kesejahteraan rakyat disana.
Dirinya juga meminta pemerintah Provinsi Papua turuntangan atas persoalan tersebut.
"Pembangunan belum maksimal, namun pemerintah Mamberamo Raya sudah gemborkan jadi tim sukses pemekaran.
Kami anak asli menolak ini. Mamberamo Raya ini paling terbelakang. Pemerintah Provinsi Papua jangan ada pembiaran," kata Yotam.
Dirinya khawatir dengan polemik tersebut malah akan menjadi pemicu konflik di antara masyarakat Mamberamo Raya. Kecemburuan sosial bisa terjadi dan harus dihindari, demi keamanan dan ketentraman di tengah masyarakat.
"Pemimpin jangan memihak kepada kekuatan lain, sehingga saudara-saudara di daerah tersebut tidak pernah dibangun mereka punya kehidupan.
Kita harus menjalankan roda pemerintahan itu harus sesuai visi misi yang diusung," tegasnya.
Dirinya yang telah dua kali turun langsung ke masyarakat di Mamberamo Raya, paham betul akan keluh kesah masyarakat akan tidak tersentuhnya kesejahteraan. Yotam kecewa dengan sikap Bupati Mamberamo Raya yang menjadi tim sukses pemekaran Teluk Seireri tersebut.
"Saya sudah dua kali turun ke mamberambo, dan saya mendengar jika Bupati Darius menjadi tim sukses untuk pemekaran itu. Saya tanya, apakah pemerintahan saat ini sudah membangun Mamberamo Raya. Harus ada skala prioritas," ucapnya.
Menurutnya, saat ini tuntutan masyarakat Papua untuk menjadi tuan di negerinya sendiri akan jauh dari harapan jika orang pemimpin Papuanya sendiri tidak peduli akan kesejahteraan rakyatnya.
Dana Otsus digelontorkan miliaran ke Kabupaten/Kota akan sia-sia jika kemudian tidak diperuntukan dengan baik.
Pembangunan di Era Otsus harusnya digencarkan dan tepat sasaran. Jangan poin kesejahteraan dan pembangunan belum terealisasi namun sudah ke yang lain.
"Papua ini selalu orang minta merdeka karena pembangunan di atas tanah papua tidak perna diperhatikan. padahal bantuan dari pusat untuk papua sangat besar.
Siapa yang pelaku korupsi. orang papua mau menjadi tuan di atas tanah ini. Indonesia lain sudah maju.
Daerah- daerah papua yang baru dimekarkan tidak pernah diperhatikan. kita bicara menjadi tuan di atas tanah sendiri apa yang kita buat. Kitong (kita,red) jadi korupsi di atas tanah itu," ucapnya.
Karena menurutnya, berbicara pemekaran Teluk Seireri adalah berbicara kepentingan orang lain, sementara yang dibutuhkan masyarakat Mamberamo Raya adalah perhatian lebih prihal pembangunan dan kesejahteraan warganya.
(Ed)
Berita Lainnya

Kasus Korupsi Proyek Aerosport Mimika, Kejati Papua Sita Rp300 Juta
Kamis, 10 April 2025

Perjuangan DAMAI Berakhir di MK, Serukan Persatuan untuk Membangun Teluk Bintuni
Rabu, 05 Februari 2025

JMSI Rayakan HUT ke-5 di Banjarmasin, Luncurkan Program Literasi ‘JMSI Goes To School’
Sabtu, 08 Februari 2025

KPK Ulik Peran PT Telkom di Kasus Digitalisasi SPBU Pertamina
Selasa, 18 Februari 2025

Periksa Mantan Dirut Telkom Alex J Sinaga, KPK Dalami Dugaan Proyek Fiktif
Senin, 24 Februari 2025

Paslon DAMAI Optimistis Gugatan PHPU Pilkada Teluk Bintuni Lolos ke Sidang Pembuktian MK
Jumat, 31 Januari 2025

Jaksa Hadirkan Dua Saksi di Sidang Hasto Kristiyanto Hari Ini
Kamis, 17 April 2025

Geledah 7 Lokasi di Jatim, KPK Sita Barbuk Suap Dana Hibah
Kamis, 17 April 2025

Pejabat Wilmar Group Jadi Tersangka Baru Suap Vonis Lepas Korupsi Ekspor Minyak
Rabu, 16 April 2025

KPK Geledah Kantor KONI Jatim terkait Suap Dana Hibah
Selasa, 15 April 2025

KPK Geledah Rumah Eks Ketua DPD La Nyalla di Jatim
Selasa, 15 April 2025

KPK Jebloskan 2 Tersangka Korupsi PGN ke Penjara
Jumat, 11 April 2025

KPK Bongkar Pertemuan Harun Masiku dan Djoko Tjandra di Malaysia
Kamis, 10 April 2025
Komentar