Bendungan Jlantah di Karanganyar Siap Diresmikan Januari 2025

Sabtu, 21 Desember 2024 21:10 WITA

Card image

Wamen PU Diana Kusumastuti saat meninjau Bendungan Jlantah, Karanganyar, Sabtu (21/12/2024). (Foto:Kementerian PU)

Males Baca?

KARANGANYAR - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terus mempercepat penyelesaian konstruksi Bendungan Jlantah yang terletak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tampungan air di wilayah tersebut, yang sangat penting untuk sektor pertanian dan kebutuhan air bersih.

Wakil Menteri Pekerjaan Umum, Diana Kusumastuti, menekankan pentingnya kualitas dan keselamatan dalam setiap tahap pembangunan. "Semoga bendungan ini dapat segera diresmikan pada Januari 2025. Setelah konstruksi selesai, kami akan segera melanjutkan dengan penyediaan jaringan irigasi agar masyarakat bisa segera merasakan manfaatnya," ujar Wamen Diana saat melakukan tinjauan di lokasi, pada Sabtu (21/12).

Bendungan Jlantah didesain dengan spesifikasi yang mengesankan: memiliki tinggi 70 meter, panjang puncak 404 meter, lebar puncak 12 meter, dan elevasi puncak 690 meter. Dengan luas genangan mencapai 50,45 hektar, bendungan ini dapat menampung air hingga 10,97 juta meter kubik, yang bersumber dari Sungai Jlantah dan Sungai Puru.

Pembangunan Bendungan Jlantah dimulai pada tahun 2019 dan ditargetkan selesai pada akhir Desember 2024, dengan progres fisik saat ini sudah mencapai 98,52%. Pekerjaan konstruksi dilakukan oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) dan PT Adhi Karya KSO dengan nilai kontrak sebesar Rp1,025 triliun.

Menurut Direktur Bendungan dan Danau, Adenan Rasyid, saat ini pembangunan sudah berada pada tahap finishing. "Pada 20 Desember 2024, kami sudah melakukan impounding, dan diperkirakan pada 5 Januari 2025, bendungan ini sudah terisi hingga 685 meter," kata Adenan.

Setelah selesai, Bendungan Jlantah akan memberikan berbagai manfaat penting bagi daerah sekitar. Salah satunya adalah suplai air irigasi untuk 1.494 hektar lahan pertanian di Kabupaten Karanganyar. Ini terdiri dari 806 hektar daerah irigasi yang sudah ada, dengan peningkatan indeks pertanaman (IP) sebesar 172% menjadi 272%, serta 688 hektar irigasi baru dengan IP 272%. Bendungan ini juga akan menyediakan air baku sebesar 150 liter per detik untuk Kecamatan Jumapolo, Jumantono, dan Jatipuro.

Selain untuk pertanian, Bendungan Jlantah juga berfungsi mengurangi potensi banjir di daerah sekitarnya. Diperkirakan, bendungan ini dapat mereduksi debit banjir sebesar 70,33 meter kubik per detik, yang setara dengan pengurangan 51,26% dari debit banjir periode ulang 50 tahun. Tak hanya itu, bendungan ini juga memiliki potensi untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 MW dan dapat menjadi objek wisata baru di Kabupaten Karanganyar.

Turut hadir dalam tinjauan tersebut Kepala BBWS Bengawan Solo, Maryadi Utama, dan Kepala BPPW Jawa Tengah, Kuswara, yang turut mendukung kelancaran proyek strategis ini.

Dengan selesainya Bendungan Jlantah, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pengelolaan sumber daya air di Jawa Tengah, khususnya dalam hal peningkatan produksi pertanian, penyediaan air baku, dan mitigasi banjir.
Editor: Ady


Komentar

Berita Lainnya