Ketua DPD RI Soroti Perilaku Turis Pelanggar Hukum di Bali

Rabu, 29 Mei 2024 10:03 WITA

Card image

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, LaNyalla Mahmud Mattalitti.

Males Baca?

DENPASAR – Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, LaNyalla Mahmud Mattalitti menyoroti meningkatnya insiden perilaku tidak pantas, aktivitas kriminal, dan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh wisatawan mancanegara (wisman) di Bali.

Bahkan yang mengejutkan terungkapnya sindikat produsen narkoba, di mana pelakunya adalah wisman yang menyalahgunakan visa kunjungan wisata.

"Kasus narkoba seperti ini harus menjadi perhatian semua stakeholder pariwisata. Sebab, kasus ini muncul di Bali yang merupakan salah satu ikon pariwisata dunia. Dampak negatif yang ditimbulkannya tentu sangat besar. Pariwisata itu sangat sensitif, ada gangguan sedikit saja bisa langsung berimbas ke mana-mana," ujar LaNyalla, Selasa (28/5/2024).

LaNyalla juga menyampaikan keprihatinan serius terhadap masalah sosial dalam sektor pariwisata ini, yang dapat berubah menjadi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat. “Semua pihak terkait harus mengupayakan mitigasi dan proteksi destinasi wisata secara maksimal,” ujar mantan Ketua Umum PSSI ini.

Ditambahkannya jika dampak yang ditimbulkan dari perilaku negatif yang menjurus ke tindak kriminal oleh para wisman di Bali dapat memunculkan perasaan tidak aman pada destinasi wisata.

"Dampak jangka panjangnya adalah penurunan indeks kenyamanan dan keamanan destinasi, yang akibatnya dapat menurunkan angka kunjungan wisatawan. Hal buruk lainnya adalah rusaknya citra dan reputasi destinasi wisata Bali," cetus LaNyalla.

Impact negatif berikutnya, tambah LaNyalla, adalah masalah ekonomi. Jika jumlah wisatawan dari kalangan menengah atas menurun, maka aktivitas ekonomi juga akan terdampak. Daya beli yang turun akibat berkurangnya transaksi dalam jumlah besar pada akhirnya merugikan Bali dan Indonesia.

Senator asal Jawa Timur itu menyarankan agar penguatan keamanan dan pengawasan ditingkatkan. Langkah ini bisa dijalankan dengan peningkatan kualitas dan kuantitas personel keamanan di destinasi, sekaligus adanya call center pariwisata.

"Penggunaan CCTV secara masif saya rasa mutlak diperlukan. Upaya preventif lainnya adalah pelatihan dan kolaborasi semua stakeholder pariwisata," sambungnya.

"{bbseparator}".

LaNyalla juga meminta pihak terkait untuk mengedepankan pendidikan dan menumbuhkan kesadaran. Ia setuju Indonesia harus mengejar target peningkatan jumlah wisman, tetapi di satu sisi juga harus mengatur mereka dengan baik, seperti yang dilakukan beberapa negara lain.

Sebagaimana diketahui, banyak unggahan di media sosial maupun platform media mainstream terkait dengan kelakuan buruk yang dilakukan wisman. Sejumlah netizen menyebut Bali sedang dijajah dan dilecehkan oleh wisman, mulai dari kelakuan ugal-ugalan di jalan, penampilan tidak sopan, aksi mesum di tempat terbuka, bahkan mengotori tempat ibadah penduduk Bali.

Ulah ugal-ugalan para wisman itu pun kerap mendapat perhatian di media sosial dan platform berita.

LaNyalla berada di Bali untuk menghadiri Diskusi Kelompok Terfokus (FGD) tentang Kebudayaan. FGD tersebut dijadwalkan berlangsung pada Rabu (29/5/2024), di kantor perwakilan DPD RI Provinsi Bali, dengan tema “Kebudayaan Sebagai Jati Diri Bangsa: Tantangan Global, Ketahanan Budaya dan Pancasila”.

FGD ini diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah tersebut secara komprehensif, dengan menekankan peran kebudayaan dalam menjaga jati diri dan ketahanan bangsa di tengah tantangan global, serta memperkuat prinsip-prinsip Pancasila.

Reporter: Dewa


Komentar

Berita Lainnya