Ketua IWO Laporkan Djuli Mambaya ke Polres Tana Toraja
Selasa, 28 Mei 2024 15:21 WITA
Djuli Mambaya (DJM) dilaporkan Ketua PD Ikatan Wartawan Online Toraja Raya Toto Balalembang ke Polisi, Kamis, (6/10/2022), Foto: Dok. MCWNEWS
Males Baca?
MCWNEWS.COM, MAKALE - Ketua PD Ikatan Wartawan Online (IWO) Toraja Raya, Toto Balalembang melaporkan Djuli Mambaya alias DJM, ke Polres Tana Toraja atas dugaan pencemaran nama baik.
Laporan dilakukan Toto Balalembang bersama jajaran pengurus dan anggota IWO Toraja Raya, Kamis (6/10/2022).
Toto merasa difitnah dan dirugikan, terlebih Ikatan Wartawan Online (IWO) adalah organisasi perkumpulan wartawan yang diakui secara resmi oleh pemerintah, dan ia merupakan Ketua IWO Toraja Raya.
Dirinya merasa keberatan atas kata-kata Djuli Mambaya pada sebuah chat grup WhatsApp yang menyerang pribadinya, serta menghina profesi Wartawan IWO Toraja Raya.
"Saya keberatan dengan kata-kata Djuli Mambaya yang menyebut saya tidak berpendidikan, menyamakan nama saya dengan merek kloset, bahkan menyebut saya buta huruf," kata Toto, Sabtu (8/10/2022).
Ia juga mengecam keras atas kata-kata Djuli Mambaya yang menghina profesi wartawan, di mana DJM mengatakan bahwa wartawan tidak berguna, hanya kesana kemari jual mulut menawarkan jasa.
"Bahkan menyebut wartawan itu pengemis. Masak kita dibilangin watawan tidak berguna, hanya pengemis dan dikira gombal itu kan sangat keterlaluan," ujarnya.
{bbseparator}
Sementara saat dikonfirmasi, Djuli Mambaya mengatakan dirinya tidak pernah tahu hal apa yang dilaporkan, dan tidak pernah bertemu pelapor.
"Saya tidak tahu apa yang dilapor, masalahnya apa, kerugian dalam laporan itupun tidak ada dan saya tidak pernah ketemu di Papua, kapan saya bercakap dengan dia serta saya tidak tahu dia," bebernya.
Kata Djuli, ia tidak pernah melecehkan organisasi dan profesi wartawan. Dirinya lantas membantah masalah ITE yang dilaporkan karena tidak pernah melakukan hal tersebut.
"Saya tidak pernah melecehkan profesi wartawan, justru wartawan adalah mitra kita masyarakat, bahkan soal nama pelapor pun saya tidak pernah sebut, saya hanya menyebut nama Toto merk kloset bukan nama pelapor yah. Saya juga tidak pernah melecehkan nama organisasi apapun itu," kata Djuli.
Menurutnya, sebuah berita perlu konfirmasi dan ia berharap profesionalis para jurnalis sangat perlu dan penting. Karena jika berita tanpa konfirmasi artinya azas berimbang tidak terpenuhi.
"Kalau laporan tersebut harus diproses, tentu sebagai warga negara yang baik taat hukum, saya akan hormat dan patuh. Dan saya kira hak saya juga untuk menjelaskan masalah itu, tentunya," ujarnya. (saldi)
Komentar