Koster Dukung Petani Arak dan Garam Tradisional, Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan
Rabu, 02 Oktober 2024 09:22 WITA
Kunjungan Koster ke Petani Arak Bali dan Garam Tradisional di Kabupaten Karangasem.
Males Baca?AMLAPURA – Dalam agenda kampanye terbuka, Calon Gubernur Bali Nomor Urut 2, Wayan Koster, mengunjungi petani arak dan garam tradisional di Desa Baturinggit, Kubu, Karangasem pada Senin (30/9/2024).
Kunjungan Koster kali ini ditemani Calon Bupati Karangasem, Gede Dana, dalam kunjungan tersebut, Koster berkesempatan berinteraksi dengan petani arak, Nengah Tami, yang mengungkapkan bahwa dalam satu musim panen, ia dapat meraup penghasilan mencapai Rp18 juta. "Jadi rata-rata Rp3 juta per bulan atau Rp100 ribu per hari," ujarnya.
Tami juga menyatakan rasa syukurnya atas Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang tata kelola minuman fermentasi dan atau distilasi khas Bali, yang telah membantu stabilisasi harga arak, kini bisa mencapai Rp18 ribu per botol.
Wayan Koster berkomitmen untuk memodernisasi alat produksi arak, mendukung produk lokal yang kini dikenal di hotel dan restoran untuk wisatawan.
"Tiyang komit memajuk produk lokal terutama arak Bali. Sekarang sudah naik kelas dan terkenal. Sudah masuk hotel-hotel dan restoran untuk dikonsumsi turis-turis asing, bahkan diekspor," ujar Koster.
Dalam kunjungan selanjutnya, Koster menemui petani garam, Nengah Redesa, yang mengeluhkan penurunan harga garam akibat produk dari Jawa. "Sekarang harganya cuma Rp3 ribu per kilo, tahun lalu Rp6 ribu," keluhnya.
Koster menegaskan akan membantu petani garam bersaing di pasar dengan dukungan regulasi yang telah dikeluarkannya sebelumnya. Melalui Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali, produk lokal kini lebih mudah masuk ke pasar swalayan dan modern.
Koster menyebut Arak Bali, yang merupakan bagian dari warisan budaya, telah diakui kualitasnya dan menjadi daya tarik tersendiri di pasar internasional.
"Dengan upaya ini, diharapkan kesejahteraan petani arak dan garam tradisional dapat terangkat, dan produk lokal semakin dikenal luas," pungkas Koster.
Editor: Dewa
Komentar