Muliarta: Generasi Z Pelopor Literasi Digital untuk Menghadapi Hoaks Pilkada
Rabu, 30 Oktober 2024 14:40 WITA

Akademisi Universitas Warmadewa Dr. I Nengah Muliarta, S.Si., M.Si saat menjadi narasumber dalam kegiatan sosialisasi pendidikan politik di SMAN 1 Sawan, Buleleng pada Rabu (30/10/2024).
Males Baca?BULELENG - Generasi Z memiliki peran penting sebagai pelopor literasi digital dalam menghadapi hoaks, terutama menjelang Pilkada. Generasi Z, dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih kritis dan teredukasi melalui upaya peningkatan kesadaran dan pemanfaatan teknologi serta kolaborasi dengan berbagai pihak.
Generasi yang lahir antara tahun 1995 hingga 2010 ini tumbuh di tengah kemajuan teknologi dan media sosial yang pesat. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh Generasi Z adalah maraknya informasi yang tidak benar atau hoaks, terutama menjelang peristiwa penting seperti pemilihan kepala daerah (Pilkada).
“Dalam konteks ini, Generasi Z memiliki peran penting sebagai pelopor literasi digital untuk menghadapi hoaks atau informasi menyesatkan yang dapat memengaruhi opini publik dan hasil pemilu” kata akademisi Universitas Warmadewa Dr. I Nengah Muliarta, S.Si., M.Si saat menjadi narasumber dalam kegiatan sosialisasi pendidikan politik di SMAN 1 Sawan, Buleleng pada Rabu (30/10/2024).
Muliarta menegaskan dalam konteks Pilkada, hoaks dapat berupa informasi palsu tentang calon, isu-isu sensitif, atau bahkan informasi yang menyesatkan mengenai proses pemungutan suara. Hoaks ini tidak hanya mengganggu proses demokrasi, tetapi juga dapat menciptakan ketegangan sosial dan memperburuk polarisasi di masyarakat.
Generasi Z, yang dikenal sebagai digital natives, memiliki akses yang luas terhadap teknologi dan informasi. Mereka tidak hanya sebagai konsumen informasi, tetapi juga sebagai produsen konten di berbagai platform media sosial. Hal ini memberikan mereka peluang untuk menjadi agen perubahan dalam memerangi hoaks.
Menurut Muliarta yang juga merupakan Koordinator Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wilayah Bali, NTB dan NTT, salah satu langkah awal yang dapat diambil oleh Generasi Z adalah meningkatkan kesadaran tentang keberadaan hoaks. Melalui kampanye di media sosial, mereka dapat menyebarkan informasi yang benar dan mengedukasi teman sebaya tentang cara mengenali hoaks. Misalnya, mereka bisa membuat infografis atau video pendek yang menjelaskan ciri-ciri hoaks dan bagaimana cara memverifikasi informasi.
“Generasi Z dapat bekerja sama dengan berbagai organisasi non-pemerintah, komunitas, dan lembaga pendidikan untuk mengadakan seminar dan workshop tentang literasi digital. Kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya memilah informasi dan memberikan keterampilan yang diperlukan untuk mengenali hoaks” jelas Muliarta.
Muliarta mengakui meskipun Generasi Z memiliki potensi besar dalam memerangi hoaks, mereka juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah kurangnya pendidikan formal tentang literasi digital di sekolah-sekolah. Banyak kurikulum yang masih belum memasukkan materi literasi digital secara mendalam, sehingga siswa tidak mendapatkan bekal yang cukup untuk menghadapi tantangan informasi di era digital.
Selain itu, tekanan dari lingkungan sosial dan media sosial juga dapat mempengaruhi sikap mereka terhadap informasi. Banyak individu cenderung mempercayai informasi yang sesuai dengan pandangan mereka dan mengabaikan fakta yang bertentangan. Ini menciptakan bubble informasi yang sulit untuk dipecahkan.
Berita Lainnya

Kasus Korupsi Proyek Aerosport Mimika, Kejati Papua Sita Rp300 Juta

Periksa Mantan Dirut Telkom Alex J Sinaga, KPK Dalami Dugaan Proyek Fiktif

YLBH Sisar Matiti Soroti Tranparansi Dana PI di Teluk Bintuni

Pemprov Bali Kucurkan Rp400 Miliar untuk Perbaikan Jalan

KPK Tetapkan 8 Tersangka Kasus Pengurusan TKA di Kemnaker

KPK Sita Dokumen dari Tangan Pejabat Anak Usaha PT Telkom

KPK Geledah Kantor Kemnaker, Terkait Kasus Apa?

KPK Periksa Vice President Keuangan PT ASDP, Ini yang Didalami

KPK Terbitkan Surat Edaran Pemberantasan Korupsi di BUMN dan Danantara

PT ASDP Buka Suara soal Dua Pejabatnya Diperiksa KPK

Komentar