Pembangunan Bendungan Sidan Capai 95%, Siap Tingkatkan Ketersediaan Air Baku di Bali

Senin, 21 Oktober 2024 19:10 WITA

Card image

Bendungan Sidan yang berlokasi di Kabupaten Badung, Bangli, dan Gianyar.

Males Baca?

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Sidan yang berlokasi di Kabupaten Badung, Bangli, dan Gianyar. Pembangunan ini bertujuan mendukung ketersediaan air baku untuk memenuhi kebutuhan domestik dan pariwisata di Bali, yang dikenal sebagai destinasi wisata dunia. Ditargetkan selesai pada tahun 2024, bendungan ini diharapkan memberikan solusi bagi tantangan penyediaan air di wilayah tersebut.

Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra Saleh Atmawidjaja, menyatakan bahwa Bendungan Sidan dengan kapasitas 3,8 juta meter kubik (m³) akan menjadi sumber utama air baku bagi kebutuhan di kawasan Metropolitan Sarbagita, yang meliputi Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, dan Tabanan. "Pembangunan bendungan menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kebutuhan air baku yang meningkat seiring laju pertumbuhan wisatawan dan penduduk," ujarnya.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan Sidan Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, I Gede Pancarasa, melaporkan bahwa progres pembangunan bendungan telah mencapai 95% dan direncanakan akan mulai proses pengisian air (impounding) dalam waktu dekat. Bendungan ini akan menyediakan air baku sebesar 1,75 m³ per detik, membantu memenuhi kebutuhan air yang diproyeksikan mencapai 5 m³ per detik di kawasan Sarbagita.

Selain sebagai penyedia air, Bendungan Sidan juga dirancang untuk mengoptimalkan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) dengan kapasitas 0,65 MW, serta mendukung konservasi air dan sektor pariwisata. Pembangunan bendungan ini mencakup area seluas 81,81 hektar yang terbentang di tiga kabupaten, dengan sejumlah inovasi konstruksi ramah lingkungan yang diterapkan.

Panca menjelaskan bahwa BWS Bali Penida menerapkan teknik inti aspal pada konstruksi bendungan, yang memiliki keunggulan lebih tahan gempa karena fleksibilitasnya tinggi dan tidak memerlukan galian tanah lempung (clay) sebagai material inti, sehingga lebih ramah lingkungan. Selain itu, Bendungan Sidan menjadi bendungan pertama di Indonesia yang menggunakan desain pelimpah (spillway) tipe gergaji, yang dapat meningkatkan kapasitas tampungan air hingga 300 m³. "Pelimpahnya juga menggunakan terowongan tertutup untuk mengurangi pembukaan lahan, menjadikan konstruksi lebih ramah lingkungan," tambah Panca.

Pembangunan Bendungan Sidan terbagi dalam dua tahap pekerjaan. Paket I, yang berlangsung dari 2018 hingga 2021 dengan anggaran Rp808 miliar, mencakup pembangunan jalan akses, terowongan pengelak, dan proteksi tebing. Paket II, yang dimulai pada 2022 dengan anggaran Rp789 miliar, fokus pada penyelesaian tubuh bendungan dan pelimpah.

Bendungan Sidan diharapkan dapat mengatasi tantangan penyediaan air baku di Bali yang semakin meningkat dan mendukung keberlanjutan infrastruktur pariwisata, serta memberikan manfaat tambahan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Editor: Ady


Komentar

Berita Lainnya