Segera Rampung, Progres Keseluruhan Bendungan Lolak Capai 97 Persen
Senin, 27 Mei 2024 04:51 WITA
Kepala BWS Sulawesi I Manado, Ir I Komang Sudana, saat meninjau lokasi proyek pembangunan Bendungan Lolak yang terletak di Desa Pindol, Kecamatan Lolak, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, beberapa waktu lalu. (Foto: Dok. KemenPUPR)
Males Baca?
MANADO - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi I Manado, Direktorat Sumber Daya Air tengah merampungkan pembangunan Bendungan Lolak yang terletak di Desa Pindol, Kecamatan Lolak, Kabupaten Bolaang Mongondow.
Kepala BWS Sulawesi I Manado, Ir I Komang Sudana dalam keterangan tertulisnya mengatakan progres bendungan ini secara keseluruhan telah mencapai 97,46 persen. Namun ada masalah sosial pembebasan lahan sehingga tahap impounding atau penggenangan belum dapat dilakukan.
“Tubuh bendungan dan struktur utama bendungan sudah selesai 100 persen namun terkendala masalah sosial pembebasan lahan areal genangan yang berada di kawasan hutan produksi terbatas sehingga penggenangan Bendungan Lolak belum dapat dilaksanakan,” ungkapnya.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut, Komang mengatakan pihaknya sementara melaksanakan penyelesaian dampak sosial berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 62 Tahun 2018, juga pelaksanaan tata batas dan penilaian tanam tumbuh di kawasan hutan produksi terbatas.
“Penyelesaian masalah lahan diharapkan tuntas pada akhir Bulan Juni 2023 sehingga penggenangan (Impounding) dapat dilaksanakan pada pertengahan Juli 2023 dan peresmian diharapkan dapat dilaksanakan pada akhir Bulan Agustus 2023,” katanya.
Dijelaskan, tubuh bangunan Bendungan Lolak ini sepanjang 604,5 meter dan tinggi 58 meter. Bendungan ini dapat menampung volume air 16,23 juta m3 dengan luas genangan 101.75 Ha.
Bendungan Lolak dapat mereduksi banjir sebesar 29.42 persen untuk debit banjir kala ulang 50 tahun, sebagai pembangkit listrik dari air keluaran waduk dengan potensi sebesar 2,43 MW, dan menjadi destinasi tempat pariwisata baru di daerah Bolaang Mongondow.
“Dengan terbangunnya Bendungan Lolak ini diharapkan dapat memenuhi kontinuitas suplai air irigasi seluas 2.214 Ha terutama pada musim kemarau dan penyediaan kebutuhan air baku untuk Kota Lolak dan masyarakat sekitar Bendungan Lolak dengan debit 500 liter/detik,” tandasnya.
Diketahui, kontrak pembangunan Bendungan Lolak dibagi menjadi dua paket, yakni paket pertama senilai Rp830 miliar dengan kontraktor PT PP (Persero) Tbk. Selanjutnya untuk paket kedua senilai Rp821 miliar dikerjakan kontraktor PP dan Ashfri Putralora dengan skema KSO (kerja sama operasi).
{bbseparator}
Bendungan Kuwil Kawangkoan
Selain Bendungan Lolak, BWS Sulawesi I sebelumnya telah menyelesaikan pembangunan Bendungan Kuwil Kawangkoan yang terletak di desa Kuwil dan desa Kawangkoan, Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara. Baik Bendungan Lolak dan Kuwil keduanya merupakan proyek strategis nasional.
Bendungan Kuwil dibangun sejak 2016, saat ini telah selesai dan diresmikan pada tanggal 19 Januari 2023. Bendungan Kuwil Kawangkoan berkapasitas volume tampungan sebesar 26.89 juta m3 dan luas genangan 157 ha.
Bendungan yang ada di sebelah hilir Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Tanggari II ini, terkoneksi dan berada dalam sistem Sungai dan Danau Tondano yang bermanfaat untuk pengendali banjir Manado hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano untuk debit banjir Q50, dengan reduksi sebesar 146,6 m3/dtk.
“Dibangun dengan konsep early release, bendungan ini tak hanya sebagai pengendali banjir, namun juga sebagai penyediaan air baku untuk penduduk Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung dan Kawasan Ekonomi Bitung sebesar 4,50 m3/detik, PLTM dengan kapasitas terpasang sebesar 2 x 0,70 MW, dan pengembangan pariwisata dengan wisata Taman Budaya Waruga yang merupakan wisata budaya untuk mengenal para leluhur di Sulawesi Utara,” terang Komang Sudana, Rabu (14/6/23).
Keberadaan kawasan Wisata Budaya Waruga ini, kata Komang, juga tidak terlepas dari peran masyarakat sekitar yang ikut membantu khususnya dalam pengelolaannya yang sementara ini masih dilakukan oleh Desa Kuwil dan Desa Kawangkoan sambil menunggu pengelola resmi yang masih dalam proses.
“Harapannya keberadaan Bendungan Kuwil Kawangkoan bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat Sulawesi Utara untuk sekarang dan untuk masa yang akan datang,” harapnya.
Adapun total biaya konstruksi bendungan ini Rp1,9 triliun, yang terbagi menjadi tiga paket pekerjaan konstruksi. Untuk paket pertama, pembangunannya dikerjakan oleh PT Wijaya Karya - DMT (KSO), paket dua dikerjakan oleh PT Nindya Karya (Persero) Tbk, dan paket ketiga dikerjakan oleh PT Wijaya Karya - PT. Nindya Karya (KSO).
Reporter: Ady
Editor: Sevianto
Komentar