Sejumlah Bandara Ditutup Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

Minggu, 10 November 2024 13:46 WITA

Card image

Kondisi Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. (Foto: Dok.Antara)

Males Baca?

KUPANG – Menyusul erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Sabtu (9/11/2024) pagi, sejumlah bandara di Nusa Tenggara Timur (NTT), terpaksa menutup operasi penerbangannya.

Gunung dengan status Level IV (Awas) ini meletus dengan kolom abu tebal mencapai ketinggian 6 kilometer, yang terpantau mengarah ke barat laut pada Sabtu pukul 08.50 WITA. 

Hermana Soegijantoro, Sekretaris Perusahaan AirNav Indonesia, menjelaskan bahwa pihaknya telah menerbitkan ASHTAM dengan nomor VAWR 0473 untuk menginformasikan bandara-bandara yang terkena dampak dari erupsi ini.

“Penutupan dilakukan di beberapa bandara sesuai dengan prosedur keselamatan penerbangan, dengan jadwal penutupan sementara hingga kondisi dinyatakan aman,” ujar Hermana.

Adapun bandara yang terdampak antara lain  Bandara Internasional Komodo ditutup hingga pukul 20.00 WITA pada Sabtu (9/11), Bandara Bajawa ditutup hingga pukul 17.00 WITA, Bandara Frans Sales Lega ditutup hingga pukul 13.00 WITA. Nahkan Bandara H. Hasan Ende ditutup hingga Senin (11/11) pukul 06.00 WITA. Begitu pula Bandara Fransiskus Xaverius Seda di Maumere ditutup hingga Senin (11/11) pukul 06.00 WITA.

Hermana mengungkapkan bahwa data sementara menunjukkan sejumlah penerbangan terdampak oleh erupsi ini.

“Tercatat ada 4 penerbangan yang terdampak di Bandara El Tari Kupang, 24 penerbangan yang dibatalkan serta 4 penerbangan yang ditunda di Bandara Komodo, sementara 2 penerbangan di Bandara Fransiskus Xaverius Seda, dan 9 penerbangan di Bandara Frans Sales Lega juga terdampak,” lanjutnya.

AirNav Indonesia memastikan akan terus memantau perkembangan situasi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki bersama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan keamanan dan keselamatan penerbangan. "Kami akan bersinergi dengan pihak terkait dan memberikan informasi terbaru untuk memastikan langkah-langkah keamanan yang tepat bagi penerbangan di kawasan terdampak," tutup Hermana.

Editor: Lan


Komentar

Berita Lainnya