Teluk Bintuni: Bukti Nyata Kepemimpinan yang Mementingkan Kesejahteraan Rakyat

Senin, 17 Juni 2024 00:00 WITA

Card image

Bupati dan Wakil Bupati periode 2016-2021 dan 2021-2024, Petrus Kasihiw dan Wakil Bupati Matret Kokop.

Males Baca?

Pendapatan per kapita juga menjadi salah satu indikator kesejahteraan ekonomi masyarakat. Pada tahun 2023, pendapatan per kapita di Teluk Bintuni mencapai Rp 787.048 per bulan. Ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pendapatan masyarakat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yang turut mencerminkan perbaikan dalam kondisi ekonomi dan kualitas hidup warga.

Sementara itu Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Teluk Bintuni juga menunjukkan tren yang positif. Pada tahun 2023, TPT tercatat sebesar 3,52 persen. Ini berarti bahwa dari setiap 100 orang angkatan kerja, hanya sekitar 3 hingga 4 orang yang menganggur. Angka ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan keterampilan tenaga kerja telah memberikan hasil yang baik.

Garis Kemiskinan dan Kebutuhan Dasar

Penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan garis kemiskinan. Garis kemiskinan adalah representasi dari jumlah rupiah minimum yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum, baik makanan maupun bukan makanan. 

Kebutuhan pokok makanan diukur berdasarkan konsumsi 2100 kilokalori per kapita per hari. Dengan menurunnya angka kemiskinan, ini menunjukkan bahwa semakin banyak warga Teluk Bintuni yang mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka secara layak.

Kepemimpinan Petrus Kasihiw dan Matret Kokop di Kabupaten Teluk Bintuni selama dua periode telah membawa perubahan yang signifikan dan positif bagi daerah ini. Berbagai indikator, seperti peningkatan IPM, penurunan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi yang kuat, peningkatan pendapatan per kapita, dan pengendalian tingkat pengangguran, semuanya menunjukkan bahwa Teluk Bintuni sedang bergerak menuju masa depan yang lebih cerah dan sejahtera.

Editor: Lan


Halaman :
  • TAGS:
  • BINTUNI

Komentar

Berita Lainnya