Tren Belanja Bergeser, Menteri UMKM Kaji Pembuatan e-Commerce Pemerintah

Jumat, 17 Januari 2025 11:15 WITA

Card image

Menteri UMKM Maman Abdurrahman. (Foto: Ran/MCW)

Males Baca?

DENPASAR - Pemerintah melalui Kementerian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) membuka peluang membuat e-commerce atau marketplace sendiri. 

"Pemerintah kami dari Kementerian UMKM sudah mulai lagi mempersiapkan kajian untuk bergeser menyiapkan marketplace atau e-commerce yang dibuat oleh pemerintah," kata Menteri UMKM Maman Abdurrahman, Kamis (16/1/2025) di Denpasar.

Maman mengatakan bahwa langkah ini diambil setelah pemerintah melihat kultur belanja masyarakat yang mulai berubah ke digital alias online.

"Yang dulunya belanja di pasar tradisional yang berubah menjadi pasar modern, itu sudah bergeser sekarang. Itu belanja di media online. Mau beli sayur, mau beli beras, mau beli daging, beli apapun. Sebagian besar sekarang pelan-pelan sudah mulai bergeser. Belum semuanya, tapi sudah mulai bergeser," ungkap Maman lagi.

Namun begitu, Maman menilai pembuatan e-commerce milik pemerintah ini memerlukan adaptasi. Terlebih, masih ada lapisan masyarakat yang melakukan transaksi melalui offline atau konvensional.

"Jadi kita sudah harus mulai melihat ini sebagai salah satu terobosan untuk bisa beradaptasi dengan tantangan digitalisasi sekarang," ungkap dia.

Salah satu yang diperhatikan pemerintah dalam pembuatan e-commerce adalah nilai pajak yang tinggi. Ia mencontohkan saat melakukan kunjungan kerja di Pasar Tanah Abang. Maman menceritakan, pedagang Pasar Tanah Abang memilih tak menjual dagangannya lewat e-commerce karena dikenakan pajak iklan sebesar 2 persen.

Menyikapi hal ini, Maman berencana memanggil pihak e-commerce dan menanyakan maksud pemberlakuan pajak tersebut. "Kita melihat pemerintah sudah bisa menginisiasi membuat pasar digital yang memang diinisiasi oleh mungkin BUMN atau BUMD," tandas politikus Golkar tersebut.

Reporter: Ran


Komentar

Berita Lainnya