Tumpukan Sampah Penuhi Pasar Sentral Bintuni

Minggu, 26 Mei 2024 18:48 WITA

Card image

Ketua KNPI Teluk Bintuni, Kenny Kendiwara

Males Baca?

 

MCWNEWS.COM, BINTUNI - Kondisi Pasar Sentral Bintuni dipenuhi sampah. Hal ini lantas dikeluhkan pedagang, pengunjung serta tukang ojek sekitar pasar karena tumpukan sampah dipenuhi belatung dan mengeluarkan bau tak sedap.

Tak hanya itu, kondisi pasar yang dipenuhi sampah berserakan juga mengganggu keindahan lingkungan dan menimbulkan pemandangan yang tidak elok.

Atas persoalan tersebut, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Teluk Bintuni melayangkan surat ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Teluk Bintuni.

"Kami telah mengirimkan surat ke DPRD satu minggu lalu, namun tidak ada jawaban dari mereka," ujar Ketua KNPI Teluk Bintuni Kenny Kendiwara, Minggu (17/7/2022).

Kenny membeberkan isi dari surat itu adalah untuk melakukan audiensi dengan DPRD, Pemda Teluk Bintuni melalui dinas terkait yang menangani sampah, dan pihak ketiga (Perusda) untuk membahas persoalan sampah yang menurutnya telah menjadi persoalan besar di tengah-tengah masyarakat. 

"Sampah bukan saja ada tertumpuk di pasar, di sepanjang Jalan Bintuni ini ada sampah bertumpuk dan berserakan. Seperti di Taman Kota Bintuni. Ini tidak bagus, bagaimana kalau datang tamu-tamu dari luar Bintuni, seharusnya kita malu melihat kondisi kota Bintuni yang kotor saat ini," tuturnya.

Dirinya meminta kepada pemerintah untuk mengambil sikap serius dalam penanganan sampah ini. 

Ditambahkan, pihaknya sudah melakukan pembersihan pada tanggal 2 Juli 2022 bersama Pemerintah Distrik Bintuni, Forum Anak Asli 7 Suku Peduli Otsus Kabupaten Teluk Bintuni, pedagang pasar dan Anggota DPRD Kabupaten Teluk Bintuni Yasman Yasir (Baso).

"Perusahaan PT Paradiso ikut dengan menyumbangkan alat beratnya dan beberapa unit truk untuk mengangkut sampah. Tindakan itu kita lakukan hanya sebatas action. Selanjutnya kita kembalikan ke pihak pemerintah dan pihak ketiganya," bebernya.

"Jadi apapun persoalannya, entah itu masalah upah pekerja petugas kebersihan, masalah ganti rugi hak wilayat tempat pembuangan sampah, itu tugas pemerintah," tegasnya. 

Di lokasi yang sama seorang tukang ojek juga mengeluhkan akibat banyaknya sampah di Pasar Sentral Bintuni. Karena kondisi ini penghasilannya dan teman-teman seprofesi berkurang. 

"Akibat sampah ini penghasilan kami berkurang dikarenakan pembeli atau pengunjung di pasar jadi berkurang karena sampah yang bertumpuk, bau sampai ulat-ulatnya juga berceceran, mau makan apa kami. Kami memohon kepada pemerintah agar cepat diselesaikan masalah ini," kata Asri Rasid. 

Senada, seorang penjual bakso juga mengaku tidak melakukan aktivitasnya semenjak sampah menutup tempatnya berjualan bakso. 

"Sekarang saya menggangur pak, sudah dua minggu tidak berjualan," kata penjual bakso yang dipanggil Mas Eko ini. (hs)


Komentar

Berita Lainnya