Bandara DEO Sorong: Gerbang Utama Menuju ‘Connecting to Tourism Paradise’
Selasa, 15 Oktober 2024 19:20 WITA
Kepala Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Cece Tarya
Males Baca?SORONG - Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong telah bertransformasi menjadi salah satu fasilitas kebandarudaraan unggulan di Papua Barat Daya. Dikelola oleh Badan Layanan Umum Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas I DEO, bandara ini mengusung slogan "Connecting to Tourism Paradise," mencerminkan perannya sebagai pintu gerbang utama menuju berbagai destinasi wisata di Papua, Papua Barat, dan Papua Barat Daya.
Sebagai salah satu bandara terbesar dan tersibuk di kawasan "Kepala Burung" Papua, Bandara DEO Sorong menjadi sumber pendapatan utama selain sektor minyak, gas, dan sumber daya alam lainnya. Berperan sebagai hub transportasi, bandara ini menghubungkan penerbangan domestik serta perintis, melayani masyarakat dan wisatawan yang mengandalkan moda transportasi udara dan laut.
Keberadaannya juga berperan penting dalam mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), yang bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan daya saing.
Pengembangan pariwisata menjadi salah satu fokus utama pemerintah daerah, dan Bandara DEO Sorong memiliki peran strategis untuk menghubungkan wisatawan, baik domestik maupun internasional, menuju destinasi wisata di Papua.
Baca juga:
Terima Gratifikasi dan Terbukti TPPU, Hakim MA Nonaktif Gazalba Saleh Divonis 10 Tahun Bui
Kepala Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Cece Tarya menegaskan jika bandara ini tetap menjunjung tinggi nilai budaya lokal. “Konsep arsitektur modern dengan desain terminal yang terinspirasi dari buah pinang, simbol persaudaraan dan persatuan masyarakat Papua,” ujar Cece Tarya, Selasa (15/10/2024).
Dengan landasan pacu sepanjang 2.500 meter dan lebar 45 meter, Bandara DEO dapat didarati pesawat seperti Boeing 737 dan Airbus A320. “Pertumbuhan pergerakan pesawat dan penumpang meningkat secara signifikan pasca pandemi,” ujar Cece Tarya.
Pada 2023, bandara mencatat 13.759 pergerakan pesawat, naik dari 9.000 pada 2014. Jumlah penumpang pun mencapai 1.314.095 orang pada 2023, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan 14,4%. Di sisi kargo, bandara melayani 7,6 juta kilogram barang pada 2023, menunjukkan pertumbuhan tahunan 16,5%.
Pengelolaan Bandara DEO Sorong mengedepankan prinsip keselamatan, keamanan, pelayanan, dan kepatuhan. Implementasi teknologi canggih, efisiensi operasional, serta praktik ramah lingkungan menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan pengalaman pengguna dan keberlanjutan.
Sejak 2023, bandara ini menerapkan Zona Integritas, dengan tujuan menjadi Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM). “Penguatan tata kelola mencakup enam area perubahan, yaitu manajemen perubahan, penataan tata laksana, manajemen sumber daya manusia, penguatan akuntabilitas, pengawasan, serta peningkatan kualitas pelayanan publik,” urai Cece Tarya.
{bbseparator}
Rencana Pengembangan
Cece Tarya mengungkapkan jika Bandara DEO Sorong memiliki rencana pengembangan jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan embarkasi haji di wilayah timur Indonesia, dengan target optimalisasi landasan pacu 2.500 meter.
“Rencana pengembangan juga mencakup pembangunan paralel taxiway dan area bisnis bandara di lahan seluas 21 hektar yang akan dikembangkan untuk mendukung kegiatan ekonomi masyarakat,” jelas Cece Tarya.
Kerjasama antara pihak bandara dengan pemerintah kota diharapkan dapat menciptakan *peluang bisnis*, yang memberikan *kesempatan berusaha* bagi warga lokal, termasuk Orang Asli Papua (OAP). Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi angka pengangguran.
Dengan visi menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi regional melalui layanan kebandarudaraan unggul, Bandara DEO Sorong terus berbenah dan berkembang. Diharapkan, bandara ini akan menjadi bandara internasional di masa depan, memainkan peran vital dalam meningkatkan konektivitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Papua Barat Daya.
Sorong, yang kini berkembang sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia Timur, menunjukkan potensinya sebagai gerbang utama bagi pariwisata dan perdagangan. Bandara Domine Eduard Osok Sorong terus memperkuat posisinya sebagai "Connecting to Tourism Paradise," yang siap menyambut lebih banyak wisatawan dan investasi.
Editor: Lan
Komentar