Bapeten Gandeng Unud Selenggarakan Seminar Keselamatan Nuklir
Selasa, 28 Mei 2024 22:13 WITA
Bapeten bekerja sama dengan Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana (FMIPA Unud) menyelenggarakan seminar keselamatan nuklir (SKN) tahun 2022.
Males Baca?
Plt Kepala Bapeten Sugeng Sumbarjo menyatakan bahwa untuk menyambut KTT G20 2022 mendatang di Bali, di mana tema besar yang diangkat adalah mengenai transisi energi.
Seiring dengan perhatian pemerintah yang lebih besar terhadap isu-isu transisi energi bersih dan pengelolaan limbah
radioaktif, maka Bapeten mengangkat tema “Peran Pengawasan Ketenaganukliran dalam Transisi Energi Hijau dan Pengelolaan Limbah Radioaktif" dalam Seminar Keselamatan Nuklir.
"Dengan tema tersebut, terdapat 102 makalah yang masuk dan setelah melalui proses seleksi, sebanyak 91 makalah diterima untuk dipresentasikan dalam seminar," ujarnya.
Dari 91 makalah yang masuk lanjutnya, terdapat 12 kelompok topik yang mengemuka yakni mengenai peraturan ketenaganukliran, machine learning dan big data processing, fisika nuklir, keselamatan radiasi dalam bidang medik, industri, instalasi nuklir dan
bahan nuklir, pengelolaan limbah radioaktif, lingkungan, NORM dan TENORM, cyber security, kesiapsiagaan dan tanggap darurat nuklir serta keamanan nuklir.
Bapeten banyak mendapat sumbangan ide dan gagasan dari peserta seminar maupun para pemakalah mengenai segala hal yang terkait dengan pengawasan ketenaganukliran untuk mewujudkan keselamatan radiasi melalui energi yang bersih dan ramah lingkungan, serta melalui tata kelola limbah radioaktif yang baik dan terintegrasi.
"Karena nuklir merupakan salah satu energi baru terbarukan (EBT) yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan energi hijau di dalam negeri," kata Indra Gunawan.
Ditambahkan, SKN 2022 diharapkan menjadi embrio pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di lingkungan Program Studi Fisika FMIPA Unud yang saat ini sedang mengembangkan program keahlian fisika medis.
Program keahlian fisika medis merupakan salah satu program keahlian di Program Studi Fisika yang hampir 50 persen SKS bidang peminatannya berkesesuaian dengan kegiatan yang
melibatkan radioisotop dan tenaga nuklir.
"Lulusan Fisika Medis diharapkan mampu bekerja di rumah sakit, khususnya di fasilitas radiologi dan radio terapi, ataupun bekerja di instansi yang menangani masalah tenaga nuklir di Indonesia, salah satunya Bapeten," ucapnya. (*) www.unud.ac.id
Komentar