Bendungan Leuwikeris Dukung Ketahanan Pangan dan Sumber Daya Air di Jawa Barat
Selasa, 20 Agustus 2024 18:57 WITA
Bendungan Leuwikeris di Jawa Barat.
Males Baca?TASIKMALAYA - Pembangunan Bendungan Leuwikeris yang berada di Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menjadi salah satu Program Strategis Nasional di bidang Sumber Daya Air yang bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan dan pengelolaan air secara berkelanjutan.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy pada Kamis (15/8/2024), telah meresmikan tahap pengisian awal waduk atau impounding untuk bendungan yang menelan anggaran sebesar Rp 3,5 triliun tersebut.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan bahwa Bendungan Leuwikeris dibangun untuk meningkatkan kapasitas tampungan air yang sangat penting bagi suplai irigasi ke lahan pertanian.
"Dengan adanya bendungan ini, kontinuitas suplai air ke sawah akan terjaga dengan lebih baik, mengurangi risiko banjir saat musim hujan dan kekurangan air pada musim kemarau," kata Basuki dalam pernyataannya.
Kepala BBWS Citanduy, Elroy Koyari, menambahkan bahwa proses impounding adalah langkah krusial sebelum bendungan mulai dioperasikan.
"Dengan dimulainya impounding, kami semakin dekat dalam mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan ketahanan air. Proses pengisian waduk ini diharapkan dapat berjalan lancar hingga mencapai kapasitas optimal, memberikan manfaat langsung bagi masyarakat sekitar," ujar Elroy.
Bendungan Leuwikeris dirancang untuk menampung air sebanyak 81,44 juta m³ dengan luas area genangan mencapai 242,90 hektare. Manfaat utamanya meliputi penyediaan irigasi untuk 11.216 hektare lahan pertanian, yang terbagi antara Daerah Irigasi Lakbok Utara di Ciamis dan Daerah Irigasi Manganti di Cilacap.
Selain itu, bendungan ini juga akan menyediakan air baku sebanyak 845 liter/detik untuk Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Ciamis.
Elroy juga menjelaskan bahwa Bendungan Leuwikeris memiliki potensi sebagai pembangkit listrik dengan kapasitas 2 x 10 megawatt (MW) dan berfungsi sebagai pengendali banjir. "Selain itu, bendungan ini berpotensi menjadi destinasi pariwisata dan berperan dalam konservasi air tanah," tambahnya.
Komentar