Cok Ace Puji Visi Pariwisata Koster-Giri Berbasis Data dan Solusi Konkret

Minggu, 27 Oktober 2024 13:04 WITA

Card image

Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace).

Males Baca?

DENPASAR –  Paparan visi pariwisata Bali berbasis data dan solusi konkret dari Calon Gubernur Bali Wayan Koster mengundang pujian dan beberapakali tepuk tangan ratusan peserta Hearing bertajuk “Pariwisata Bali Mau Dibawa Kemana?” yang diselenggarakan oleh Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali di Jimbaran, Jumat (25/10/2024).

Bersama Calon Wakil Gubernur Bali, I Nyoman Giri Prasta, mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Visi dan misi yang mereka sajikan, didukung data faktual mengenai kondisi pariwisata Bali, mencuri perhatian 600 peserta dari 29 asosiasi pariwisata di Bali.

Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace), yang menjabat sebagai Ketua PHRI Bali dan merupakan Wakil Gubernur Bali periode 2018-2023, mengakui kedalaman analisis yang disampaikan pasangan calon nomor urut 2 tersebut. Menurut Cok Ace, data yang dipaparkan Koster-Giri bukan hanya akurat, namun juga mengakar pada konsep pembangunan berkelanjutan yang telah dirintis selama lima tahun terakhir. 

"Pak Koster sebelumnya sudah mencanangkan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, yang kini bertransformasi ke Bali Era Baru. Semua persiapan regulasi sudah disusun sejak awal, dan kita berharap implementasinya akan maksimal di periode kedua ini," ujar Cok Ace.

Cok Ace juga memuji solusi yang ditawarkan pasangan Koster-Giri dalam mengatasi tantangan tata kelola pariwisata. Fokus pada pemerataan pembangunan di luar kawasan Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan) dianggapnya sebagai langkah strategis yang sudah lama dinantikan. "Ini adalah tindak lanjut dari rancangan pembangunan sebelumnya, yang akan semakin diperkuat di periode mendatang," imbuhnya.

Wayan Koster turut menyoroti pentingnya stabilitas sektor pariwisata bagi perekonomian Bali. Menurutnya, meskipun jumlah wisatawan mancanegara (wisman) di Bali pada 2023 mencapai 5,27 juta, angka ini masih belum sepenuhnya pulih dari sebelum pandemi, di mana tercatat hampir 6,3 juta wisman pada 2019. 

"Belum pulih sepenuhnya, namun kondisinya sudah lebih baik. Kontribusi wisman Bali terhadap total wisman nasional mencapai 45,16 persen. Untuk wisatawan domestik, sudah mencapai 4,7 juta," kata tokoh asal Desa Sembiran, Buleleng ini.

Lebih lanjut, Koster memaparkan bahwa pariwisata Bali menyumbang sekitar 65,96 persen terhadap perekonomian daerah, suatu angka yang disebutnya “ngeri-ngeri sedap” karena menunjukkan ketergantungan Bali pada sektor pariwisata yang rentan terhadap faktor eksternal. “Dengan kontribusi 45 persen dari devisa nasional, posisi ini harus kita manfaatkan sebagai bargaining position dalam pengelolaan ekonomi ke depan,” jelasnya.

Koster juga membandingkan wilayah Sarbagita, yang hanya mencakup 31 persen dari luas Bali namun dihuni 2,3 juta penduduk, dengan luar Sarbagita yang memiliki luas 69 persen namun dihuni 2,1 juta penduduk. Koster menilai ketimpangan ini menimbulkan berbagai masalah sosial akibat tingginya kepadatan penduduk di wilayah sempit.


Halaman :

Komentar

Berita Lainnya