Indonesia Melakukan Lompatan Besar, Gubernur Lemhannas: Angkatan Keempat TNI Bidang Siber Sedang Berevolusi
Selasa, 28 Mei 2024 13:33 WITA
Gubernur Lemhanas saat bincang-bincang dengan Patra Channel Youtube, Sabtu, (14/1/2023). (Foto: dok.SMSI/Firdaus)
Males Baca?
"Organisasi Siber Pertahanan yang didirikan pada tahun 2017 tersebut berfungsi untuk mengoordinasikan upaya keamanan siber di sektor pertahanan," terangnya.
Tak hanya Singapura, Andi mencontohkan Amerika Serikat dan Cina yang juga sudah membentuk pasukan khusus yang juga khusus konsentrasi khusus ke siber.
Amerika Serikat memiliki 5 Angkatan pertahanan, Darat, Udara, Laut, Antariksa, dan Cyber War. Salah satu badan keamanan di AS adalah National Security Agency (NSA).
Saat ini dan kedepan, menurut Andi kekuatan intelijen digital diperlukan untuk secara efektif menangani ancaman digital dari pelaku ancaman eksternal yang diperkirakan akan tumbuh dalam jumlah, kecanggihan, dan organisasi.
Beruntungnya tingkat kematangan teknologi di dunia sudah membaik. Meski diakui oleh Andi, masalah utama sekarang ini teknologi digital berkembang lebih cepat dibandingkan arsitektur keamanannya. '
"Tapi itupun tidak lamban. Saat Presiden Joko Widodo berkuasa pertama kali belum ada badan siber sama sekali. Pada 2018 kemudian dibentuk badan siber, lembaga sandi negara diubah menjadi badan siber. Hanya dalam waktu empat tahun saja di setiap angkatan ada pusat siber termasuk di kepolisian dan badan intelijen. Tingkat adaptasinya ternyata lebih cepat,'' bebernya.
Kata dia, di Indonesia kerusakan yang terjadi belum sistematis. Padahal menurutnya, selama 2020-2021 saja terjadi 240 juta kali anomali seperti malware, phishing, ransomware, pencurian data hingga gangguan server.
“Artinya satu bulan 20 juta kali, hampir 1 juta per hari atau ratusan ribu dalam waktu 24 jam saja. Tapi belum ada kan serangan yang merusak secara sistematis dan struktural,'' tuturnya.
Komentar