Kapolda Papua Barat Resmikan PKBM di Kabupaten Teluk Bintuni
Senin, 27 Mei 2024 07:27 WITA
Kapolda Papua Barat didampingi Bupati Teluk Bintuni dan Wakil Bupati Teluk Bintuni (sebelah kanan) serta Kapolres Teluk Bintuni, dan Ketua Yayasan Kasih Rumbia Koteka, saat Resmikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kabupaten Teluk Bintuni, Rabu (21/12/2022). (Foto: Haiser/mcw)
Males Baca?
BINTUNI - Kapolda Papua Barat Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga yang juga merupakan Pembina Yayasan Kasih Rumbia Koteka meresmikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Jalan Raya Bintuni, Argosigemarai, Distrik Bintuni Timur, Kabupaten Teluk Bintuni.
Ketua Yayasan Kasih Rumbia Koteka Papua Barat, Ayub Msiren mengatakan, yayasan tersebut telah membuka PKBM seperti di Provinsi Papua, Papua Barat dan Papua Barat Daya.
"Yayasan Kasih Rumbia Koteka telah membuka PKBM di Papua Barat dan Papua Barat Daya sebanyak 8 PKBM, di Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Raja Ampat, Sorong Selatan, sementara di Maibrat, Tambrau di Raja Ampat masih dalam proses pembentukan pengurus dan perlengkapan izin," ucapnya, Rabu (21/12/2022).
Ayub mengatakan, untuk sementara PKBM di Papua Barat sudah ada di empat kabupaten di antaranya Kabupaten Manokwari, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Fakfak dan Manokwari Selatan. Sementara Wondama dan Pegaf baru proses pengurusan perizinannya.
Ditambahkan, Yayasan Kasih Rumbia Koteka bergerak di empat bidang yaitu pusat kegiatan belajar masyarkat atau PKBM, Sekolah Sepak Bola, Sekolah Tinju dan Lingkungan Hidup. Dengan tujuan menjangkau anak-anak yang putus sekolah.
Setelah para siswa tersebut usai belajar di kelas untuk mengisi waktu kosong, para siswa dilibatkan dalam pembinaan olah raga. Dengan begitu para siswa dapat meninggalkan latar belakang mereka masing-masing lewat kegiatan sekolah sepak bola, sekolah tinju dan lewat lingkungan hidup.
"Berbalik dari kehidupan mereka yang tadi tidak teratur sedikit demi sedikit dapat dirubah," ucapnya.
{bbseparator}
Dirinya menyampaikan terima kasih kepada Kapolda Papua Barat sebagai pelindung dan penasehat yang sudah meluangkan waktu.
"Sebagai laporan kami, PKBM sudah mengantongi izin dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, sehingga kami berhak untuk menguji dan menamatkan anak-anak didik kita untuk diakui legalitas ijazahnya. Bulan April 2024 kami sudah bisa menguji dan menamatkan peserta didik di yayasan melalui PKBM yang sudah kami bentuk," terangnya.
Di lokasi yang sama Ketua PKBM Kabupaten Teluk Bintuni Yohanis Manibuy mengatakan, PKBM Bintuni sudah melaksanakan kegiatan belajar mengajar, dan telah memiliki sebanyak 200 siswa.
"Ke depan tidak hanya menamatkan siswa, kami akan melihat kemampuan keterampilan apa yang siswa kami miliki, kami akan bekali para siswa ini, kami akan terus mengasah sehingga ke depan menjadi baik dan bermanfaat buat siswa didik kita," tuturnya.
Dalam sambutan Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw mengatakan, kegiatan tersebut menjadi kegiatan yang luar biasa dan sangat bermanfaat bagi masyarakat di Kabupaten Teluk Bintuni.
"Apapun yang kita buat intinya pembangunan sumberdaya manusia itu yang paling penting, kita lihat di mana-mana daerah yang maju bukan karena dia punya hasil sumberdaya alamnya yang melimpah, ada juga negara yang sumberdaya alamnya tidak seperti kita, tapi karena memiliki kemampuan sumber daya manusia itu yang menjadi titik pendorong perkembangan kemajuan di daerah," ucapnya.
Dirinya meminta masyarakat tidak berkecil hati kendati tidak bersekolah formal dan tamat Sekolah Dasar ( SD), SMP, SMA hingga perguruan tinggi.
Karena bagi yang belum memiliki kesempatan menyelesaikan sekolah formal, masih ada sekolah fokasi seperti PKBM yang nantinya memberikan keterampilan, karena perusahan sekarang tidak melihat dari ijazah namun kemampuan dan keahlian.
Bupati juga mencontohkan seperti perusahaan LNG Tangguh yang tidak memandang pelamar kerja berijazah SMA, S1,S2,S3, namun yang ditanyakan selalu keterampilan yang dimilikinya.
"Sekolah hanya bisa baca tulis, tapi hebat di olah raga, bisa jadi kaya raya, atau memiliki kelebihan lain di bidang usaha, interprener dia walaupun tidak lulus SMA atau SMP tetapi berhasil di bidang usaha, dan menguasai ilmu pengetahuan dan ketrampilan," ujarnya.
{bbseparator}
"Melalui medsos kita bisa belajar apa saja, tidak perlu ke sekolah, tapi ada juga sekolah formal namun mewajibkan kita harus sekolah, dan ini kesempatan emas bagi kita untuk merebut generasi emas, generasi ke depan ketika terjadi booming, tapi tidak berpendidikan tidak berketerampilan ini semua menjadi tanggung jawab bersama karena itu saya menyambut baik dari yayasan ini," terangnya.
Menurutnya, yayasan tersebut juga telah memiliki visi dan misi untuk membangun anak-anak di Teluk Bintuni dan Papua Barat pada umumnya. Sehingga Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni menyambut inovasi ini dengan senang hati dan siap membantu.
"Kami memohon arahan dari Kapolda Papua Barat, sehingga yayasan tersebut tetap berjalan baik dan tidak hanya habis peresmian tapi kembali sepi setelah ditinggal Bapak Kapolda, tidak ada aktivitas belajar mengajar sehingga menghasilkan kwalitas SDM yang mumpuni," ucapnya.
Dalam arahannya Kapolda Papua Barat Irjen. Pol Daniel Tahi Monang Silitonga mengatakan, pembentukan yayasan tersebut terinspirasi dari beberapa anggota yang tidak dapat membaca.
"Kita harus ikut membantu masyarakat agar bisa lebih baik kwalitas belajarnya, beberapa kita lihat ada sekolah tidak ada muridnya, ada murid tidak ada gurunya, ada guru ada murid tapi tidak ada tempatnya. Dalam Persoalan ini apa yang salah," tuturnya.
Kapolda juga menceritakan pernah mendapati anak usia sekolah namun hanya berkeliaran di pasar, dan sempat ditanya namun alasannya karena faktor ekonomi dan enggan pergi ke sekolah.
Ditambahkan, dan data anak putus sekolah yang dia terima kurang lebih sebanyak 69 ribu 988 di wilayah Papua Barat dan Papua Barat Daya.
"Kita harus lakukan sesuatu agar Papua ini bisa maju, kalau terdengar jeleknya karena mereka tidak dididik dengan baik. Oleh karena itu saya harus turun lapangan, kita harus bersama-sama melihat aspek pendidikan ini, bagaimana kita bisa maju kalau anak-anaknya ada 70 ribu anak putus sekolah," tegasnya.
Usai meresmikan Pusat Kegiatan Masyarakat (PKBM) Kasih Rumbia Koteka Kabupaten Teluk Bintuni, Kapolda Papua Barat Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga dan Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw mengajak anak-anak Bintuni agar kembali bersekolah.
Reporter: Haiser
Editor: Ady
Komentar