Kepemimpinan Wayan Koster Memperkokoh Adat Bali Mendapat Apresiasi Yowana

Rabu, 20 November 2024 22:56 WITA

Card image

Wayan Koster dan I Nyoman Giri Prasta dalam suatu kesempatan saat berkampanye.

Males Baca?

BULELENG – Generasi muda Hindu Bali atau yowana, sebagai penerus desa adat di Bali, menilai warisan leluhur kini semakin kuat di bawah kepemimpinan Wayan Koster. Gubernur Bali periode 2018–2023 asal Desa Sembiran ini dianggap berhasil memperkokoh fondasi desa adat yang menjaga seni, budaya, tradisi, agama, adat istiadat, dan kearifan lokal Bali.

Gede Arya, anggota yowana sekaligus Majelis Desa Adat Kabupaten Buleleng, menyampaikan apresiasinya. Menurutnya, semua yowana di Bali mengetahui kerja keras Wayan Koster dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat Bali.

"Sebenarnya tiang di yowana tahu, peradaban yang dibangun Pak Yan, itu adalah sebuah prestasi untuk Bali," katanya.

Selain memperkokoh desa adat, Wayan Koster juga dinilai berhasil menguatkan posisi aksara, bahasa, dan sastra Bali melalui berbagai kebijakan, seperti Peraturan Gubernur Nomor 80 Tahun 2018 tentang Penggunaan Aksara Bali.

Meski demikian, Gede Arya menyoroti pentingnya memaksimalkan pelaksanaan Bulan Bahasa Bali di desa adat. Ia berharap jika Wayan Koster mendapatkan mandat kembali, program ini bisa menjadi prioritas yang lebih serius.

"Kedudukan aksara dan bahasa serta sastra Bali makin menguat tapi di era purna tugas Pak Yan, desa adat belum maksimalkan bulan bahasa Bali. Ini jadi tantangan kedepan," katanya menyarankan. 

Ia juga menegaskan pentingnya perhatian pemerintah terhadap yowana sebagai tameng pelestarian seni, budaya, dan adat istiadat Bali.

Wayan Koster sendiri menegaskan bahwa aksara Bali merupakan bagian tak terpisahkan dari peradaban Bali.

"Dulu leluhur dan penglingsir kita, jangankan perguruan tinggi, TK pun ngak ada. Ribuan tahun dulu, tapi bisa bikin aksara. Inilah sumber peradaban kita. Semua dimulai dari aksara, dari aksara, jadi kata, jadi kalimat, dari kalimat jadi narasi, dan seterusnya," tegas Koster. 

Ia menambahkan, berbagai lomba menulis aksara Bali, seperti yang diadakan saat Bulan Bahasa Bali, mendapatkan respons luar biasa dari generasi muda.

"Saya pikir saya sudah kehilangan generasi muda yang tahu tentang aksara Bali ternyata tidak, ini luar biasa," katanya. 


Halaman :

Komentar

Berita Lainnya