Koster-Giri Memperkuat Kontribusi Pariwisata untuk Ekonomi Bali
Sabtu, 26 Oktober 2024 20:22 WITA
Calon Gubernur Bali nomor urut 2 Wayan Koster.
Males Baca?BADUNG - Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 2, Wayan Koster dan I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri), mempresentasikan visi dan kebijakan pembangunan pariwisata di hadapan pelaku industri pariwisata Bali. Dalam acara hearing bertajuk "Pariwisata Bali Mau Dibawa Kemana?" yang digelar oleh Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Koster menyoroti pencapaian dan tantangan yang dihadapi sektor pariwisata di Pulau Dewata.
Koster mengawali presentasi dengan data statistik kunjungan wisatawan, menunjukkan bahwa meskipun pariwisata Bali mengalami penurunan drastis akibat pandemi Covid-19, upaya pemerintah provinsi dalam menghidupkan kembali sektor ini membuahkan hasil yang menggembirakan. "Tahun 2023, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 5,27 juta orang. Meskipun belum sepenuhnya pulih dibandingkan dengan 2019 yang mencapai hampir 6,3 juta, ini merupakan kemajuan yang signifikan," ungkap Gubernur Bali periode 2018-2023 ini.
Lebih lanjut, Koster menyampaikan bahwa kontribusi pariwisata Bali terhadap devisa nasional sangat signifikan, mencapai Rp98 triliun, atau sekitar 45 persen dari total devisa pariwisata nasional yang sebesar Rp218 triliun. "Ini menunjukkan luar biasa kontribusi Bali dalam sektor pariwisata," tegasnya.
Koster juga menyampaikan potret struktur ekonomi Bali yang sangat bergantung pada sektor pariwisata, yang kini menyumbang sekitar 66 persen dari produk domestik bruto (PDB) regional. Namun, ia memperingatkan akan risiko yang dihadapi sektor ini akibat sensitivitasnya terhadap faktor eksternal. "Kita harus menjaga dengan baik posisi ini, terutama mengingat kontribusi Bali terhadap devisa nasional," tambahnya.
Dalam analisisnya, Koster menggambarkan permasalahan yang dihadapi Bali saat ini, yang terbagi menjadi tiga aspek: alam, manusia, dan budaya. Ia menggarisbawahi dampak negatif dari pertumbuhan pariwisata yang masif, seperti alih fungsi lahan, peningkatan produksi sampah, dan kerusakan ekosistem. "Kita harus mengendalikan penggunaan air bawah tanah dan memperhatikan dampak lingkungan yang ditimbulkan," jelas alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.
Koster juga menyoroti masalah sosial yang muncul, seperti kemacetan di wilayah Sarbagita, yang mencerminkan ketimpangan antara kawasan tersebut dengan daerah di luar Sarbagita. "Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata dapat menimbulkan berbagai masalah sosial," tambah tokoh asal Desa Sembiran, Buleleng ini.
Selanjutnya, ia memaparkan arah kebijakan pembangunan pariwisata Bali, dengan penekanan pada penguatan sektor berbasis budaya. "Budaya adalah yang membangun pariwisata Bali. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan sektor ini untuk memajukan budaya kita," tegas Koster.
Dalam rangka mencapai visi tersebut, Koster-Giri akan menerapkan kebijakan-kebijakan tegas, termasuk pengendalian ketat terhadap pembangunan hotel di Badung, Denpasar, dan Gianyar, serta mendorong masuknya wisman yang bertanggung jawab. "Kita tidak akan moratorium, tetapi kita harus mengendalikan dengan ketat," tambahnya.
Komentar