Masyarakat Kintamani Bangun Koalisi Guna Mengawal Pembangunan
Selasa, 28 Mei 2024 14:47 WITA

Diskusi Publik oleh Koalisi Peduli Kintamani, Minggu (4/6/2023). (Foto: Agung/MCW)
Males Baca?
"Ini narasi yang tidak ada dalam data prasasti dan seakan meminggirkan eksistensi dan penghormatan masyarakat atas jasa-jasa Raja Jayapangus di masa silam,” kata guru di salah satu sekolah di Kintamani ini.
Dalam hal pendidikan dan kepemudaan, Diana mengamati pemuda Kintamani sesungguhnya memiliki kualitas yang baik. Hanya saja pengembangannya ke depan perlu dikawal.
Ia yang juga akademisi di ITP Markandeya Bali ini mengatakan banyak sekolah di Kintamani saat ini kekurangan fasilitas dan tenaga pengajar. Bahkan, ada beberapa sekolah yang harus tutup karena kekurangan guru.
“Banyak sekolah yang fasilitasnya sangat kurang. Ada fasilitas komputer misalnya, tetapi tidak ada jaringan, sehingga tidak maksimal digunakan. Ada sekolah yang kekurangan guru, sehingga ditutup padahal sangat penting bagi kawasan tersebut,” tuturnya.
Diteropong dari dimensi pertanian, Darmayuda mengatakan bahwa Kintamani memiliki potensi yang sangat besar dikembangkan. Tiap desa memiliki peluang mengembangkan komoditas yang berbeda-beda sesuai dengan kontur geografisnya.
“Hampir 80 persen masyarakat Kintamani bertani. Tantangan hari ini di dunia pertanian adalah membentuk petani agar bisa mandiri. Perlu penguatan kelompok tani. Selain itu, perlu penerapan teknologi, akses pendampingan, permodalan, dan pasar bagi Kintamani,” terangnya.
Pada forum tersebut juga mengamati persoalan kepariwisataan Kintamani yang tengah menggeliat. Menurut Widya Senicaya, pariwisata di Kintamani adalah sebuah keniscayaan yang harus diterima dan direspons secara bijak oleh masyarakat.
Masyarakat didorong untuk siap berhadapan dengan itu melalui peningkatan sumber daya manusia, sehingga tidak hanya menjadi penonton atau sekadar menjadi pekerja pariwisata di sektor manajemen bawah.
“Bagaimana kita meningkatkan sumber daya manusia, sehingga siap menjadi top management. Dengan demikian, kita tidak hanya sekadar menjadi penonton. Sudah harus ada SMK pariwisata di Kintamani untuk mendukung SDM kepariwisataan,” ujar pemilik Pramana Zahill Kintamani ini.
Sementara dalam konteks hukum, pendiri LBH Panarajon, Made Somya mengingatkan perlunya kehati-hatian menyikapi dinamika Kintamani yang tengah berjalan pesat. Jangan sampai dimensi kapitilistik yang tengah menyerbu Kintamani mendegradasi dan meminggirkan orang Kintamani itu sendiri.
Berita Lainnya

Kasus Korupsi Proyek Aerosport Mimika, Kejati Papua Sita Rp300 Juta

Perjuangan DAMAI Berakhir di MK, Serukan Persatuan untuk Membangun Teluk Bintuni

JMSI Rayakan HUT ke-5 di Banjarmasin, Luncurkan Program Literasi ‘JMSI Goes To School’

KPK Ulik Peran PT Telkom di Kasus Digitalisasi SPBU Pertamina

Periksa Mantan Dirut Telkom Alex J Sinaga, KPK Dalami Dugaan Proyek Fiktif

Paslon DAMAI Optimistis Gugatan PHPU Pilkada Teluk Bintuni Lolos ke Sidang Pembuktian MK

Jaksa Hadirkan Dua Saksi di Sidang Hasto Kristiyanto Hari Ini

Geledah 7 Lokasi di Jatim, KPK Sita Barbuk Suap Dana Hibah

Pejabat Wilmar Group Jadi Tersangka Baru Suap Vonis Lepas Korupsi Ekspor Minyak

KPK Geledah Kantor KONI Jatim terkait Suap Dana Hibah

KPK Geledah Rumah Eks Ketua DPD La Nyalla di Jatim

KPK Jebloskan 2 Tersangka Korupsi PGN ke Penjara

Komentar