Talut Bandara Utarom Terkikis Abrasi, DPR Papua Barat Minta Intervensi Pemprov

Minggu, 16 Maret 2025 10:33 WITA

Card image

Wakil Ketua II DPR Papua Barat, Syamsudin Seknun, saat berkunjung di Kaimana, Sabtu (15/3/2025)

Males Baca?

KAIMANA – Tim gabungan lintas komisi Dewan Perwakilan Rakyat Papua Barat (DPR PB) menyoroti kondisi infrastruktur di Bandara Utarom, Kabupaten Kaimana, yang terdampak abrasi laut. Pengawasan ini dilakukan dalam rangka evaluasi program kegiatan APBD Provinsi Papua Barat tahun 2024, Sabtu (15/3/2025).

Dipimpin Wakil Ketua II DPR Papua Barat, Syamsudin Seknun (NasDem), tim pengawasan yang terdiri dari lima anggota dewan—Rudi Sirua (PAN), Irsan Lie (PDIP), Philip Hendrik (Golkar), Rita Teurupun (NasDem), dan Jamiah Qomaria (Demokrat)—melakukan peninjauan langsung ke lokasi bandara yang berada di pesisir pantai selatan Papua Barat.

Menurut Syamsudin, abrasi telah merusak sepanjang 62 meter talut di ujung runway Bandara Utarom. Pada saat air pasang, ombak dapat mencapai area landasan pacu, membahayakan aktivitas penerbangan.

“Bandara Utarom ini sangat penting untuk mobilitas dari dan ke Kaimana, terutama bagi daerah-daerah terisolir yang tidak bisa dijangkau lewat laut dalam waktu singkat. Pemerintah provinsi dan Dinas Perhubungan sebagai OPD teknis harus segera menyikapi persoalan ini,” kata Syamsudin kepada wartawan.

Syamsudin yang juga mantan Wakil Ketua Bapemperda DPR Papua Barat menegaskan perlunya langkah cepat dari pemerintah untuk mengamankan infrastruktur bandara, demi menjamin keselamatan dan kelancaran transportasi udara di wilayah tersebut.

Hal senada disampaikan Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Utarom Kaimana, Juprianto Pali. Ia menjelaskan bahwa pagar dan talut sisi runway 01 telah ambruk akibat hantaman ombak saat musim angin timur.

“Panjang abrasi mencapai 62 meter dengan kedalaman erosi sekitar 15 meter ke arah landasan. Ini bukan masalah sepele karena menyangkut keselamatan penerbangan. Penanganannya butuh anggaran besar dan dukungan dari Pemkab Kaimana maupun Pemerintah Provinsi Papua Barat,” ujar Juprianto.

Pihak bandara berharap agar permasalahan ini segera mendapatkan perhatian serius sebelum kerusakan semakin meluas dan mengganggu operasional bandara yang menjadi satu-satunya akses udara utama ke Kaimana.

Editor: Ady


Komentar

Berita Lainnya