Teguh Santosa: Menlu Sugiono Membangkitkan Harapan di Tengah Konflik Berkepanjangan

Sabtu, 11 Januari 2025 17:23 WITA

Card image

Pengamat hubungan luar negeri Teguh Santosa. (Foto: Dok.JMSI)

Males Baca?

CARACAS – Kebijakan luar negeri Indonesia yang disampaikan Menteri Luar Negeri Sugiono mendapat sorotan positif dari berbagai pihak, termasuk pengamat hubungan luar negeri Teguh Santosa. Menlu Sugiono, dalam Pernyataan Pers Tahunan Menlu (PPTM) di Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat (10/1), memberikan pemaparan yang dianggap sebagai "oasis di tengah gurun" oleh kalangan pengamat, membangkitkan harapan di tengah dinamika global yang kompleks.

Teguh Santosa, pengamat hubungan luar negeri dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, menilai bahwa pandangan-pandangan Sugiono sangat relevan dengan situasi dunia saat ini. Teguh mengapresiasi cara Sugiono menyampaikan analisis mendalam tentang situasi polycrisis — di mana ketegangan di berbagai kawasan saling terkait — dan memberikan solusi jangka panjang secara jujur dan lugas.

"Penilaian Menlu Sugiono tentang situasi polycrisis, di mana ketegangan yang terjadi di berbagai kawasan memiliki keterkaitan satu sama lain, saya kira akan membuat banyak negara yang terlibat dalam konflik memikirkan kembali strategi umum mereka dalam memperjuangkan kepentingan nasional masing-masing dan menyadari bahwa konflik dan perang bukanlah solusi terbaik," ujar Teguh yang sedang berada di Caracas, Venezuela, Sabtu (11/1).

Menurut Teguh yang juga Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), sikap Indonesia yang menekankan pentingnya interaksi berbasis kepentingan bersama merupakan variabel penting untuk menopang perdamaian dunia yang berkelanjutan. Ia juga menyoroti pandangan Menlu mengenai melemahnya solidaritas dan komitmen multilateralisme sebagai seruan Indonesia untuk memperkuat tata kelola politik global.

Kedaulatan Pangan dan Diplomasi Tetangga yang Baik

Hal lain yang diapresiasi Teguh adalah upaya menyambungkan kebijakan dalam negeri membangun kedaulatan pangan untuk menghadirkan SDM berkualitas baik dengan kebijakan menjadi tetangga yang baik di kawasan.

Teguh mengatakan, JMSI yang dipimpinnya sejak awal telah membaca dua kata kunci kebijakan pemerintahan Prabowo itu.  Pada bulan November 2024 misalnya, menggelar seminar internasional yang mengaitkan kebijakan membangun kedaulatan pangan dengan upaya menjadi tetangga yang baik yang mengedepankan solusi di arena internasional.


Halaman :

Komentar

Berita Lainnya