Bagan Siapi-api, Pelopor Kemaritiman dan Perikanan, Kini Bertransformasi Menjadi Kabupaten Rokan Hilir

Selasa, 28 Mei 2024 20:29 WITA

Card image

Males Baca?

Kabupaten Rokan Hilir, yang dahulu dikenal sebagai Bagan Siapi-api, telah menjadi pusat perhatian dalam sejarah kemaritiman dan perikanan Indonesia. Terletak di Provinsi Riau, kabupaten ini menawarkan sejarah yang memikat, baik di tingkat regional, nasional, maupun internasional. 

Wilayah ini mencakup Bagan Siapi-api, Pulau Halang, Panipahan, Sinaboi, serta sekitarannya, di mana mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan.

Keberadaan Bagan Siapi-api di tepi laut dengan garis pantai yang luas telah menjadi modal penting dalam perkembangan dan kemajuan Kabupaten Rokan Hilir. Dahulu, wilayah ini juga berkontribusi besar pada devisa negara dan bahkan menjadi bagian dari wilayah segitiga emas laut Malaka, yang meliputi Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Kemaritiman telah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Bagan Siapi-api. Budaya maritim yang kental membuat mereka memiliki perhatian yang tinggi terhadap dunia perikanan. 

Meskipun kehidupan di pesisir pantai keras, penuh tanggung jawab, dan menuntut, etos kerja mereka di atas rata-rata.

Selain menjadi rumah bagi banyak nelayan, Bagan Siapi-api juga dikenal karena kekayaan budaya yang beragam dan kompleks. Interaksi antardaerah terjadi secara alami, terutama karena masyarakatnya cenderung mudah bergaul dengan orang-orang dari berbagai latar belakang, terutama para nelayan.

Pada masa kejayaannya pada tahun 1960-an, Bagan Siapi-api merupakan salah satu produsen ikan terbesar kedua di dunia. Namun, saat ini, posisinya telah bergeser, dengan Indonesia menempati peringkat ke-10 sebagai produsen ikan global. 
{bbseparator}

Salah satu faktor penyebabnya adalah sistem perizinan yang ketat, yang mengurangi jumlah dan waktu penangkapan ikan.

Saya kelahiran Bagan Siapi-api, nama saya Tjandra Setiadi atau biasa dipanggil Andy, kami di sini akan menjadi pelopor atas kemudahan urusan birokrasi di sektor perikanan. Gagasannya harus menyentuh kepentingan para nelayan yang saat ini lebih banyak menganggur dikarenakan persoalan perizinan. 

Saya berharap betul, ada reformasi birokrasi di sektor penangkap ikan, sehingga masyarakat Bagan Siapi-api yang telah tersebar di 514 kabupaten/kota, terutama kota-kota pesisir dan pantai saat ini kembali menjadi pioner perikanan di Indonesia

Saya bersama kawan-kawan lainnya berharap adanya ruang dialog, sehingga dapat melahirkan solusi yang tepat buat kemajuan bangsa, terutama sektor perikanan. Yang salah satunya, adalah sistem perizinan.

Dengan demikian, review ini menjadi cerminan perjalanan Kabupaten Rokan Hilir, yang dulunya dikenal sebagai Bagan Siapi-api, sebagai pelopor dalam dunia perikanan. Kabupaten ini terus berupaya mempertahankan kontribusinya dalam sektor ini, sembari berharap untuk kembali menjadi pionir dalam industri perikanan Indonesia.

Oleh: Tjandra Setiadji SH MH

(Andy)


Komentar

Berita Lainnya