Bencana Gunung Api di Jepang Dibahas dalam Worksop yang Digagas MFRI

Selasa, 28 Mei 2024 13:45 WITA

Card image

Foto bersama peserta workshop yang diselenggarakan Mount Fuji Research Institute (MFRI), Rabu (14/6/2023). (Foto: Dok.Unud)

Males Baca?

 


DENPASAR - Penanganan bencana Gunung Api di MFRI Yamanashi Jepang menjadi salah satu isu pembahasan dalam workshop yang diselenggarakan Mount Fuji Research Institute (MFRI) di lereng Gunung Fuji.

Workshop menghadirkan narasumber secara online dan offline. Dua narasumber memberikan materi secara online yakni Deputi Sistem dan Strategi BNPB, Dr Raditya Jati dan Kepala pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa

Sementara dua orang lainnya hadir secara langsung di Yamanashi. Workshop Penanganan Bencana Gunung Api merupakan bagian dari Projek yang dibiayai oleh JICA Japan. 

Kegiatan ini juga merupakan implementasi MoU pihak Unud (yang dimandatkan kepada Fakultas Pariwisata) dengan MFRI yang telah ditandatangani tahun 2022. Saat itu pihak MFRI sempat melakukan audiensi dengan rektor Unud.

Presiden MFRI, Prof Fujii Toshitsugu menekankan pentingnya saling belajar antara dua negara, Indonesia dan Jepang terkait penanganan erupsi dan mitigasi bencana gunung api.

“Ke depan kerja sama ini harus diperkuat lagi pada hal-hal yang lebih strategis," ucap Prof Fujii dalam sambutan, Rabu (14/6/2023).

Project Manager dari MFRI, Dr. Mitsuhiro Yoshimoto, mengharapkan agar kegiatan ini bisa menjadi ajang saling belajar antara masyarakat Yamanashi, Jepang dengan Kabupaten Karangasem dalam melakukan mitigasi bencana erupsi.

Menurutnya, masyarakat sekitar Gunung Fuji harus belajar banyak kepada masyarakat Karangasem karena masyarakat kami 300an tahun belum pernah mengalami peristiwa erupsi. 

Dr Yoshimoto juga menyampaikan bahwa sebelum workshop ini projek tersebut juga telah melakukan beberapa pelatihan dan workshop di dua sasaran  beberapa sekolah SD di Kecamatan Rendang dan warga Desa Besakih.


Halaman :

Komentar

Berita Lainnya