Bencana Gunung Api di Jepang Dibahas dalam Worksop yang Digagas MFRI
Selasa, 28 Mei 2024 13:45 WITA
Foto bersama peserta workshop yang diselenggarakan Mount Fuji Research Institute (MFRI), Rabu (14/6/2023). (Foto: Dok.Unud)
Males Baca?
Seringkali karena ketidakpahaman warga terkait tingkat kerawanan wilayahnya sehingga memunculkan kepanikan pada saat kejadian erupsi. Misalnya, saat terjadi gempabumi dan sekaligus erupsi Merapi tahun 2006 di Jogja secara simultan.
Warga di bagian Selatan lari ke arah Utara karena mengkhawatirkan kejadian tsunami seperti di Aceh tahun 2004. Sementara warga di sebelah Utara di lereng gunung merapi berlari kearah Selatan dan menimbulkan kesimpangsiuran informasi.
“Demikian juga saat erupsi Agung, wisatawan banyak yang kembali ke negaranya padahal berada pada daerah wisata yang sebenarnya masih aman untuk ditinggali karena ada pada radius aman,” ungkap doktor lulusan Jerman tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Karangsem menjelaskan bahwa di samping memiliki berbagai potensi SDA dan pariwisata Kabupaten Karangasem juga memiliki banyak ancaman bencana, terutama ancaman erupsi Gunung Agung, tanah longsor dan kekeringan.
Kondisi ini menuntut warga masyarakat Kabupaten Karangasem untuk memiliki kewaspadaan yang tinggi dalam mengantisipasi bencana alam.
Sementara itu Ketua Pasebaya Agung, Dr (cand) I Gede Pawana, S.Ag., M.Phil membabarkan perihal pengalaman Forum Pasebaya agung pada saat menangani erupsi Gunung Agung.
Menurutnya, ada tiga faktor yang membuat keberhasilan penanganan pengungsi saat erupsi Gunung Agung tahun 2017 yaitu; penguatan komunitas, kejelasan informasi, dan ketaatan masyarakat terhadap arahan dari Pemerintah.
Tampil sebagai pembicara terakhir, Nyoman Sukma Arida membahas tentang peluang pariwisata sebagai medium penyampaian pesan-pesan mitigasi.
Ia mengemukakan bahwa di kawasan lereng Agung penting untuk memperkuat pengembangan destinasi wisata yang memberikan wawasan kegunungapian dan mitigasi kepada warga lokal dan wisatawan.
"Desa wisata bisa memperkuat brandingnya dengan mengemas paket wisata ekowisata khususnya berbasis vulkanologi. Muatan pesan mitigasi bisa menjadi salah satu alternative untuk memperkaya story telling desa wisata," ujarnya.
Kegiatan workshop ini merupakan salah satu agenda dari kunjungan Tim mitra MFRI di Indonesia ke Kawaguchiko, Jepang pada tanggal 10-20 Juni 2023. Selain menjadi narasumber dalam workshop, tim berkesempatan melakukan kunjungan ke stasiun 5 pendakian Gunung Fuji.
Hal ini untuk mempelajari gunung Fuji secara detail dan pengelolaan wisata pendakian gunung Fuji. Selain itu tim mitra MFRI juga berkesempatan mengunjungi Kantor Japan Meterological Agency (JMA) di Tokyo.
Wisata gunung Fuji dikenal merupakan wisata pendakian gunung yang sangat populer dengan jumlah pengunjung sekitar 5.000 orang pada saat bulan padat pengunjung , meskipun gunung Fuji hanya dibuka selama tiga bulan pertahun yakni bulan Juni, Juli, dan Agustus.
Mereka memberlakukan aturan yang sangat ketat terkait perilaku pengunjung selama melakukan pendakian. Wisatawan tidak diperkenankan mendirikan tenda, membuat api unggun dan membuang sampah sembarangan.
Para pendaki juga diwajibkan menggunakan guide yang sudah disediakan untuk menjamin keselamatan para pendaki. Apa yang telah berkembang di Gunung Fuji bisa ditiru polanya agar wisata pendakian di Gunung Agung juga dapat memebrikan manfaat optimal bagi masyarakat lokal sekitar Gunung Agung. (unud.ac.id)
Editor: Ady
Komentar