Besarnya Potensi Perikanan Papua, dari 7 Juta Ton Baru 70 Ribu Dapat Dimanfaatkan
Senin, 27 Mei 2024 08:05 WITA
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua, Iman Djuniawal
Males Baca?
MCWNEWS.COM, JAYAPURA - Provinsi Papua memiliki potensi perikanan yang sangat besar. Dari 1170 mil wilayah pantai yang terbentang di 13 kabupaten/kota, diperkirakan perairan Papua menyimpan potensi perikanan hingga 7 juta ton per tahun. Namun sayangnya potensi tersebut belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Hingga hari ini, baru 70 ribu ton yang dapat diambil per tahunnya.
"Wilayah penangkapan kita ada dua, yaitu WPP 717 (Wilayah Pengelolaan Perikanan) di wilayah utara, dan WPP 718 di wilayah selatan. Wilayah utara Itu potensinya bisa mencapai 2 juta ton per tahun, wilayah selatan 5 juta ton per tahun. Saat ini kami baru 70.000 ton per tahun, itu masih jauh sekali," ungkap Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua, Iman Djuniawal kepada MCWNEWS, Rabu (27/07/2022).
Iman Djuniawal menjelaskan keterbatasan alat tangkap dan kapasitas sumber daya nelayan (SDM) di Papua untuk mengoperasikan kapal-kapal tangkap yang besar menjadi sebab belum maksimalnya pemanfaatan potensi itu. Ia mengatakan hampir 90% nelayan Papua adalah nelayan tradisional yang mana kemampuan dan tingkat operasinya sangat terbatas dan hanya mampu 1 hari saja melakukan penangkapan.
"Mereka tidak memiliki alat tangkap besar atau alat tangkap yang lebih memadai untuk penangkapan yang jauh lebih besar. Ini juga perlu adanya pelatihan-pelatihan kemudian adanya pengembangan SDM untuk mampu menggunakan kapal-kapal tangkap yang besar. Nah ini yang perlu dilakukan dalam rangka peningkatan kapasitas nelayan yang ada," terangnya.
Sebagai upaya untuk memaksimalkan potensi tersebut, Iman mengatakan pihaknya saat ini tengah menggencarkan pendataan, khususnya nelayan-nelayan tradisional asli papua, sesuai visi misi Gubernur Provinsi Papua yang ingin meningkatkan taraf hidup masyarakat orang asli Papua.
"Ini harus kita tempuh dan kita kejar untuk menghadapi tantangan memanfaatkan potensi yang ada. Untuk nelayannya sendiri, kami memiliki kurang lebih 10 ribuan pelayan yang sudah memiliki memiliki Kartu Kusuka (kartu nelayan). Tapi kami memang juga masih terus mendata, untuk wilayah dan jumlah nelayan yang ada. Kemudian klasifikasikan mana nelayan tradisional kemudian mana nelayan OAP (orang asli Papua)," paparnya.
Selain itu, pihaknya saat ini juga tengah membangun 9 pelabuhan perikanan, yakni Pelabuhan Perikanan Waiya Depapre di Jayapura, Sumuraman di Mappi, Fandoi di Biak, Sarafambe di Waropen, Waharia di Nabire, Hamadi di Jayapura, Pomako di Timika, Kelapa Lima di Merauke, dan Pelabuhan Perikanan Asmat di Kabupaten Asmat. Dari 9 pelabuhan perikanan tersebut, 3 diantaranya telah selesai dikerjakan, yakni Pelabuhan Perikanan Pomako, Hamadi, Waiya, dan 2 pelabuhan, yakni Pelabuhan Perikanan Fandoi dan Merauke segera dikerjakan.
Dari 9 pelabuhan itu, ia mengatakan Papua memiliki tiga 3 SKPT (sentra kawasan perikanan terpadu), yakni SKPT Biak Numfor, SKPT Mimika, dan SKPT Merauke. Khusus SKPT Biak, pihaknya akan memplotnya sebagai hub export (pusat ekspor) untuk wilayah Papua, karena SKPT ini berada di wilayah terluar yang aksesnya langsung ke wilayah negara lain.
"Selama ini ikan-ikan ditangkap di Papua dikirimkan dulu ke Jawa, dikirimkan ke Makassar, dikirimkan ke Surabaya baru diekspor. Sehingga ini sebetulnya dari cost-nya besar sekali. Yang bisa dilakukan adalah kita tingkatkan sarana prasarana pelabuhan yang ada untuk menghidupkan pelabuhan ekspor langsung dari Papua. Sehingga kita perlu meningkatkan sarana, prasarana," tandasnya. (adi)
Komentar