Proses Belajar Tak Maksimal, SMP Negeri 1 Aranday Kekurangan Guru
Senin, 27 Mei 2024 09:47 WITA
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Aranday, Distrik Tomu, Durasim saat di wawancarai MCW di ruang kerjanya. Sabtu (26/11/2022). (Foto: Haiser/mcw)
Males Baca?
BINTUNI - Sejumlah persoalan terjadi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Aranday. Sehingga hal itu menjadi penghambat proses belajar mengajar di sekolah tersebut.
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Aranday Durasim kepada wartawan mengatakan, kendala yang sangat penting untuk dipenuhi oleh dinas terkait yaitu kekurangan tenaga pengajar di beberapa bidang studi.
Untuk menyiasati kekurangan itu, dirinya terpaksa menurunkan beberapa guru untuk memberikan pelajaran kepada siswa-siswi meskipun tidak sesuai dengan bidang studinya.
"Untuk memenuhi kekurangan itu, mau tidak mau maka kami harus pasang untuk mengajar mata pelajaran berbeda meskipun tidak sesuai dengan bidang studinya," tuturnya, Sabtu (26/11/2022).
Menurutnya, saat ini pihaknya kekurangan guru PJOK, seni, guru agama kristen dan juga guru matematika.
Di SMP Negeri 1 Aranday lanjutnya, untuk PNS ada empat orang, CP 1 dan empat guru P3K, lima orang tenaga honorer ditambah dengan tenaga kependidikan yaitu petugas perpustakaan dan penjaga sekolah yang juga masih berstatus honorer.
{bbseparator}
"Siswa kami kelas 7 roombel ada 135, kelas 8 dua roombel dan kelas 9 dua roombel ada enam kelas," jelasnya.
Di sekolah tersebut ditekankan pembelajaran berbasis IT. Kendala lain lain yang dihadapi yaitu listrik PLTD hanya menyala pada malam hari, sementara siang hari tidak ada.
Dengan kondisi itu, pihaknya terpaksa menyalakan genset sehingga biaya pengeluaran lebih besar.
"BBM (solar) ditanggung sekolah lewat dana BOP dan BOS DA yang diterima dari Pemda Teluk Bintuni. Kebutuhan listrik siang hari untuk belajar menjadi tanggung jawab sekolah. Dalam satu bulan kita menggunakan BBM sebanyak 1 drum bahkan 1,5 drum," bebernya.
Durasim mengaku memiliki mimpi SMP Negeri 1 Aranday bisa melayani pembelajaran layaknya sekolah-sekolah yang ada di kota.
"Ketika butuh listrik sewaktu-waktu ada, butuh jaringan internet setiap saat ada. Tapi jika seperti ini, mau tidak mau kita manfaatkan dengan situasi yang ada," ujar Kepala Sekolah.
(Haiser Situmorang)
Komentar