Tiga Jembatan di Jalan Gatsu Timur Diperkirakan Rampung Akhir Tahun 2022

Senin, 27 Mei 2024 03:55 WITA

Card image

PPK 3.2, Satker PJN Wilayah III Provinsi Bali Mokhamad Solthon, ST.,MT saar ditemui di ruang kerjanya, Rabu, (12/10/2022), (Foto: Dok. MCWNEWS)

Males Baca?

 

MCWNEWS.COM, DENPASAR - Sebanyak tiga proyek jembatan di Jalan Gatot Subroto (Gatsu) Timur, Denpasar, Bali, diperkirakan bakal rampung pada akhir tahun ini. Dengan demikian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) memastikan arus lalu lintas dan kemacetan di dua jalur lain segera terpecahkan

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3.2, Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (Satker PJN) Wilayah III, Direktorat Jenderal Bina Marga pada Kementerian PUPR, Mokhamad Solthon,ST.,MT, mengatakan, ketiga pembangunan jembatan tersebut dikerjakan oleh PT Brantas Abipraya (Persero) masuk dalam proyek multiyears dua tahun dan menelan dana total Rp109 miliar.

Ia sedang berupaya agar proyek tersebut bisa rampung pada Desember 2022.

Saat ini, Kementerian PUPR sedang fokus membenahi bagian atas proyek pembangunan jembatan tersebut. Di mana, kata Solthon, pada bagian atas jembatan harus ada ornamen Bali, trotoar di kedua sisi, dan lampu penerangan jalan untuk umum (LPJU). 

"Kami optimis pada Desember 2022 ketiga jembatan itu selesai digarap. Kami memaklumi bahwa masyarakat selama ini jenuh mengantre untuk bisa lewat di ketiga jembatan itu. Nanti arus lalin lancar kembali," tegas Solthon.

Dia menambahkan, rincian progres ketiga proyek jembatan itu masing-masing untuk di Tukad Penatih mencapai 80 persen,Tukad Ayung 60 persen, dan Tukad Bindu 75 persen. ’Untuk jembatan di Tukad Penatih tinggal diaspal saja, sedangkan dua jembatan lagi menunggu pemasangan plat beton di bagian tengah,’’ ungkapnya.

Lebih lanjut, ia mengklaim tidak ada kendala yang signifikan dalam penggarapan proyek tiga jembatan tersebut. Hanya karena ketiga jembatan itu tidak boleh ditutup total, maka penggarapan proyek harus disesuaikan dengan arus lalin.

{bbseparator}

Ia menjelaskan, selama dalam pekerjaan proyek, maka dilakukan buka-tutup arus. Sehingga, pengendara yang melintas di sana mesti sabar mengantre. Petugas khusus juga disiagakan di sana siang-malam untuk mengatur kendaraan yang bakal lewat.

"Sesuai komitmen awal, Pak Gubernur Bali mengingatkan tidak boleh ada penutupan arus lalin berlama-lama. Semua kendaraan harus bisa lewat dengan cara mengantre," tambahnya.

Dari ketiga proyek tersebut, menurut Sholton, penggarapan jembatan di Tukad Ayung-lah yang paling lama dan paling berat. Hal tersebut karena di sana ada pura, pancuran beji yang dikeramatkan warga, dan kuburan. Selain itu ada bangunan di sebelah selatan jembatan dan air Tukad Ayung sering besar serta cukup deras.

"Dalam menggarap proyek jembatan Tukad Ayung, kami memperhitungkan segala hal, termasuk menggelar upacara di sana agar proyek berjalan lancar,’’ ungkapnya.

Untuk menggarap ketiga proyek jembatan itu pun, pihaknya mengerahkan total 300 tenaga kerja. Mereka bekerja keras sehingga jembatan cepat selesai dan arus lalin di jalan nasional lintas Bali-Jawa-NTB itu lancar kembali.

Jembatan yang menelan dana masing-masing sekitar Rp33 miliar itu diprediksi bertahan hingga 50 tahun ke depan.
Khusus untuk jembatan di Tukad Penatih, bakal dilakukan uji beban oleh ahlinya dari ITS Surabaya. Ketika itu di atas jembatan akan dibebani dengan enam truk dengan berat masing-masing 20 ton. Jika saat uji beban tidak ada penurunan, maka jembatan dinyatakan layak dilalui kendaraan. (tim)


Komentar

Berita Lainnya