Tokoh Agama Ajak Masyarakat Papua Ciptakan Pemilu yang Aman dan Damai
Rabu, 29 Mei 2024 07:31 WITA
Sekretaris Sinode Kingmi Papua, Pendeta Dr. Yones Wenda, saat wawancara dengan awak media, Selasa (25/7/2023). (Foto: Edy/MCW)
Males Baca?JAYAPURA - Gelaran Pesta demokrasi Pemilu 2024 sudah sangat terasa, berbagai sosok mulai bermunculan baik untuk pencalonan legislatif, eksekutif maupun Presiden. Berbagai cara dilakukan para kandidat ini demi meraih simpati masyarakat.
Namun parahnya, kadang para kandidat ini menggunakan cara-cara negatif (black campaign) untuk tujuan itu, aksi saling menjatuhkan dengan menyebar berita hoax terkait lawan dilakukan, lalu adapula aksi adodomba juga dihalalkan. Tindakan ini tentu tidak patut dipertontonkan oleh para kandidat, yang notabene adalah tokoh-tokoh bangsa, tokoh - tokoh politik yang semestinya menunjukkan sikap sportif, politik positif, yang menampilkan gagasan dan ide, bukan malah menegaskan preseden buruk dunia perpolitikan Indonesia yang tentu akan sangat merugikan masyarakat sendiri.
Sikap penolakan politik kotor ini sudah sering disampaikan berbagai pihak, baik kalangan tokoh masyarakat, agama dan tokoh-tokoh lain, yang tentu berharap Pemilu berlangsung aman dan damai.
Salah satu tokoh yang menyuarakan hal itu adalah Pendeta Dr. Yones Wenda, S.Th., M.Th, Tokoh Agama Papua sekaligus sebagai Sekretaris Umum Sinode Gereja Kemah Injil Gereja Masehi Indonesia (Kingmi) di Tanah Papua.
"Kepada seluruh masyarakat dan seluruh umat beragama yang ada di tanah Papua, mari kita ciptakan Pemilu yang aman dan damai serta berkualitas. Kita semua harus terlibat untuk itu," kata Pendeta Yones, Selasa (25/7/2023).
Menurutnya untuk tujuan itu, maka semua elemen masyarakat khususnya di Papua untuk terlibat aktif dan menolak segala hal berkaitan dengan kampanye hitam (Black Campaign).
"Kita harus kawal bersama, agar Pemilu berlangsung aman, terbebas dari berita-berita hoax, terbebas dari politik uang dan politik hitam yang menghalalkan segala cara untuk menang. Jangan kita terpengaruh untuk melakukan hal-hal yang malah memecah belah persatuan. Pemilu adalah pesta rakyat, sehingga sudah seharusnya kita menjaganya agar Indonedia Khususnya Papua tetap aman dan kondusif,"ucapnya.
Dikatakan, Pemilu seharusnya menjadi ajang menyampaikan gagasan atau ide-ide untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, bukan sebaliknya, menggunakan cara-cara kotor yang berdampak merugikan masyarakat.
"Pemilu seharusnya menjadi ajang menyampaikan gagasan yang positif dan ide-ide yang membangun untuk kemajuan dan kesejahteraan rakyat di tanah Papua, bukan sebaliknya dan menggunakan cara-cara kotor menyebar kebencian,"tegasnya.
Komentar