Dua Srikandi FP Dikukukan Sebagai Guru Besar Tetap Unud
Rabu, 29 Mei 2024 09:28 WITA
Gusti Agung Oka Suryawardani (bawah) dan Made Sri Sumarniasi (atas) dikukuhkan sebagai guru besar tetap Unud, Sabtu (11/3/2023). (Foto: Dok.Unud)
Males Baca?
Kebocoran tertinggi ketiga pada hotel bintang 1,2&3 (7,1 persen), dan kebocoran terendah pada hotel non-bintang (2,0 persen).
Sementara itu, Prof. Sumarniasih menekankan upaya konservasi lahan kering untuk menguatkan kontribusi sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi.
Seakan menjadi alternatif solusi dari masalah kebocoran pendapatan di sektor pariwisata, peran sektor pertanian sangat penting seperti sumber pangan, sumber bahan baku, sumber pendapatan maupun pasar potensial barang industri.
"Pengolahan lahan kering untuk usaha pertanian bertujuan untuk menciptakan kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi lebih baik. Permasalahan utama dalam pengelolaan lahan kering bervariasi antar wilayah, baik aspek teknis maupun sosial-ekonomis,” bebernya.
Lahan kering memiliki tingkat kesuburan rendah, kata Prof. Sumarniasih, terutama pada tanah-tanah yang tererosi, sehingga lapisan olah tanah menjadi tipis dan kadar bahan organik rendah.
Kondisi ini makin diperburuk dengan terbatasnya penggunaan pupuk organik, terutama pada tanaman pangan semusim.
Hal ini ditanggulangi dengan penerapan teknologi yakni (1) Tindakan konservasi tanah dan air, (2) Pengelolaan kesuburan tanah (pengapuran, pemupukan dan penambahan bahan organik, dan (3) Pemilihan jenis tanaman pangan (tanaman berumur pendek tahan kekeringan merupakan pilihan yang tepat).
Lebih jauh dipaparkan, lahan kering di Bali saat ini masih tersedia cukup, dengan luas 262.925 ha namun produktivitas relatif rendah.
Prof. Sumarniasih merekomendasikan antara lain tindakan konservasi yaitu upaya perlindungan, pemulihan, peningkatan, dan pemeliharaan fungsi lahan sesuai dengan kemampuan dan peruntukan, dengan menerapkan beberapa metode sesuai kondisi setempat.
Yaitu menggunakan varietas toleran cekaman lingkungan, pengaturan pola tanam, pengaturan proporsi tanaman semusim dan tahunan, inovasi teknologi pengelolaan air dan iklim, konservasi tanah dan air.
Menerapkan pola tanam tumpangsari, evaluasi kesesuaian lahan, evaluasi kemampuan lahan, evaluasi kualitas tanah, evaluasi bahaya erosi, pemberdayaan dan partisipasi petani, dan penguatan kelembagaan.
Pengukuhan guru besar tetap tersebut dibuka Rektor Unud Prof.Dr.Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng.IPU.serta dihadiri anggota senat Unud, para guru besar, para wakil rektor dan juga para dekan dari masing-masing fakultas.
Rektor Unud Prof. Antara menjelaskan jabatan guru besar jabatan akademik tertinggi dan diraih atas ketekunan dan keuletan serta dukungan moral berbagai pihak.
Unud mengukuhkan 8 orang guru besar yakni Prof. Ir. I Gusti Ayu Oka Suryawardani, M.Mht., Ph.D dan Prof. Dr. ir. Made Sri Sumarniasih, MS (FP), 2Prof. Dr. Ir. I Made Nuriyasa, M.S. dan Prof. Dr. Ir. Ni Wayan Siti, M.Si (Fapet), Prof. Dr. Dra. Ni Wayan Bogorini, M.Si. ( FMIPA), Prof.. Dr. Dra. Anak Agung Istri Ngurah Marhahaeni, M.SI.(FEB), Prof. Dr. I Wayan Mulyawan, S.S., M.hu, (FIB), dan Prof. Dr.dr. A.A. Ngurah Subawa, M.Si. (FK).
Prof. Antara juga menambahkan, dengan dikukuhkannya 8 guru besar tersebut, maka Unud saat ini memiliki 193 orang.
"Peluang menambah guru besar di Unud sangat terbuka karena jumlah dosen dengan gelar doktor dengan jabatan lektor 192 dan lektor kepala 247 orang. Unud saat ini memiliki 14 persen guru besar dari total dosen unud saat ini 1.385 orang," jelasnya.
Editor: Ady
Komentar